kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Efek Runtuhnya SVB dkk, Dana US$ 286 Miliar Banjiri Pasar Uang AS


Senin, 27 Maret 2023 / 16:16 WIB
Efek Runtuhnya SVB dkk, Dana US$ 286 Miliar Banjiri Pasar Uang AS
ILUSTRASI. Dolar AS. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Krisis yang disebabkan oleh runtuhnya dua bank regional AS dalam dua minggu terakhir telah membuat investor memindahkan uang tunainya ke aset pasar uang. Beberapa raksasa perusahaan keuangan AS pun mendapat berkahnya.

Bagaimana tidak, raksasa seperti Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Fidelity telah menjadi pilihan investor untuk menaruh ke aset pasar uang. Dimana, lebih dari US$ 286 miliar telah membanjiri dana pasar uang sejauh ini di bulan Maret, menjadikannya bulan arus masuk terbesar sejak kedalaman krisis Covid-19.

Goldman telah mengambil hampir US$ 52 miliar, meningkat 13%, sejak 9 Maret, sehari sebelum Silicon Valley Bank diambil alih oleh otoritas AS. Dana JPMorgan menerima hampir US$ 46 miliar dan Fidelity mencatat aliran masuk hampir US$ 37 miliar, menurut data iMoneyNet.

Laju arus masuk ke aset pasar uang memang telah meningkat dalam dua minggu terakhir, terutama dari deposan besar yang mencari tempat berlindung yang aman.

Baca Juga: Di Tengah Krisis Perbankan, Bank Besar di AS Alami Lonjakan Deposito

Aset pasar uang dinilai berisiko sangat rendah yang mudah dibeli dan dijual, termasuk utang pemerintah AS jangka pendek. Imbal hasil yang tersedia pada aset tersebut sekarang adalah yang terbaik dalam beberapa tahun karena naik dengan suku bunga, yang telah diangkat ke level tertinggi 15 tahun oleh Federal Reserve AS dalam upayanya untuk mengekang inflasi.

“Mengingat volatilitas yang kita lihat di pasar, setiap investor harus bertanya pada diri sendiri, apakah profil risiko tunai saya cocok dan apakah saya cukup terdiversifikasi di antara pilihan?” ujar kepala investasi untuk investasi publik di Goldman Sachs Asset Management Ashish Shah, dikutip dari Financial Times, Senin (27/3).

Data dari Investment Company Institute menunjukkan uang mengalir secara khusus ke dana yang menyimpan utang pemerintah AS, yang dianggap sebagai tujuan paling aman. 

Apa yang disebut dana utama, yang menyimpan utang bank dan kertas perusahaan, memiliki arus keluar yang kecil. Arus masuk terbesar masuk ke dana yang terkait dengan bank-bank blue-chip Wall Street dan rumah investasi terbesar.

Data Federal Reserve yang dirilis pada hari Jumat (24/3) menunjukkan simpanan bank menurun dalam seminggu hingga 15 Maret, dari US$ 17,6 triliun menjadi US$ 17,5 triliun, dan simpanan di bank kecil turun dari US$ 5,6 triliun menjadi US$ 5,4 triliun.

Baca Juga: AS: Tidak Ada Tanda Bahwa Senjata Nuklir Rusia Telah Dipindahkan ke Belarusia

Andrzej Skiba, kepala pendapatan tetap BlueBay AS di RBC Global Asset Management, mengatakan ketika investor mengalami guncangan di pasar dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi tentang bagian utama ekonomi dan di seluruh dunia, tidak hanya di AS,dorongan hati menjadi yang utama untuk menuju keselamatan.

Skiba menambahkan mengingat imbal hasil yang ditawarkan, reksa dana pasar uang tidak hanya menawarkan imbal hasil yang baik, tetapi juga banyak keamanan bagi investor.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×