kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Efek Shutdown, AS Rugi US$ 15 Miliar per Minggu


Kamis, 16 Oktober 2025 / 20:36 WIB
Efek Shutdown, AS Rugi US$ 15 Miliar per Minggu
ILUSTRASI. Kapal tongkang melewati Sungai Hudson saat matahari hampir tenggelam di sisi barat Manhattan di tengah cuaca sangat dingin di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/1/2022). REUTERS/Mike Segar


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penutupan sebagian pemerintah federal Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung selama dua minggu berpotensi merugikan ekonomi nasional hingga US$ 15 miliar per minggu. ini sekaligus mengoreksi pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang sebelumnya menyebut angka kerugian hingga US$ 15 miliar per hari.

Pejabat Departemen Keuangan menjelaskan perkiraan biaya ekonomi itu mengacu pada laporan dari Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Bessent mengatakan, shutdown ini mulai memotong ke bagian inti dari perekonomian AS.

Menurut Bessent, gelombang investasi ke ekonomi AS, termasuk ke sektor kecerdasan buatan (AI), masih berkelanjutan dan baru saja dimulai, namun penutupan pemerintah kini menjadi penghambat utama. "Ada permintaan yang tertahan, tetapi Presiden Donald Trump telah memicu ledakan ekonomi lewat kebijakannya," ujar Bessent dalam acara CNBC.

Bessent menambahkan insentif undang-undang pajak Partai Republik serta tarif impor yang diberlakukan Trump akan menjaga momentum investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Kita mungkin sedang memasuki periode seperti akhir 1800-an ketika rel kereta api dibangun besar-besaran, atau seperti tahun 1990-an saat internet dan teknologi perkantoran berkembang pesat," kata dia.

Defisit AS

Bessent juga mengungkapkan defisit anggaran AS untuk tahun fiskal 2025, yang berakhir pada 30 September lalu, telah menyusut dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan defisit sebesar US$ 1,833 triliun. Ia tidak memberikan angka pasti, namun memperkirakan rasio defisit terhadap PDB (produk domestik bruto) bisa turun ke kisaran 3% dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, Kantor Anggaran Kongres (CBO) pekan lalu memprediksi defisit fiskal 2025 hanya turun sedikit menjadi US$ 1,817 triliun, meskipun pendapatan bea masuk meningkat US$ 118 miliar berkat tarif impor Trump. "Rasio defisit terhadap PDB, yang merupakan angka penting, saat ini diawali dengan angka lima," ujar Bessent.

Menurut dia, rasio defisit bisa di angka tiga. Namun ia menekankan rasio tersebut bisa diturunkan, jika AS dapat meningkatkan pertumbuhan, mengurangi belanja, dan menahan pengeluaran.

Selanjutnya: WIKA Catat Kontrak Baru Rp6,19 Triliun hingga September 2025

Menarik Dibaca: Kolaborasi Menjadi Kunci Menuju Swasembada Energi Nasional




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×