Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penutupan sebagian aktivitas pemerintahan federal Amerika Serikat (shutdown) yang telah berlangsung selama dua minggu berpotensi menelan kerugian ekonomi hingga US$15 miliar per minggu, menurut pejabat Departemen Keuangan AS pada Rabu (15/10/2025) malam.
Perkiraan tersebut memperbarui pernyataan sebelumnya dari Menteri Keuangan Scott Bessent, yang sempat menyebutkan angka hingga US$15 miliar per hari dalam dua kesempatan berbeda pada Rabu, sebelum dikoreksi oleh jajarannya.
Baca Juga: ANZ Perkirakan Harga Emas Tembus US$4.400 per Ons pada Akhir Tahun
Seorang pejabat Departemen Keuangan mengatakan estimasi itu didasarkan pada laporan dari Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih (Council of Economic Advisers).
Bessent menyebut bahwa dampak penutupan kini mulai “menggerogoti otot” perekonomian AS.
“Gelombang investasi ke ekonomi AS, termasuk ke sektor kecerdasan buatan, masih berlanjut dan berpotensi tumbuh lebih besar, tetapi penutupan pemerintahan federal kini menjadi penghambat utama,” ujarnya.
Ia juga menyerukan Partai Demokrat untuk “menjadi pahlawan” dengan mendukung upaya Partai Republik mengakhiri kebuntuan politik yang menyebabkan shutdown.
“Ada permintaan terpendam yang besar, dan Presiden (Donald) Trump telah memicu ledakan ekonomi ini dengan kebijakan-kebijakannya,” kata Bessent dalam acara CNBC di sela-sela pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington.
“Satu-satunya hal yang memperlambat kita sekarang adalah penutupan pemerintahan ini,” tambahnya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (16/10) Pagi, Brent ke US$62,48 & WTI ke US$58,81
Bessent optimistis bahwa insentif pajak Partai Republik dan tarif perdagangan yang diberlakukan Trump akan menjaga momentum investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
“Saya pikir kita bisa berada di era seperti akhir 1800-an saat kereta api berkembang, atau seperti 1990-an saat booming internet dan teknologi kantor,” ujarnya.
Defisit AS Menyusut, Tapi Masih Tinggi
Bessent juga mengungkapkan bahwa defisit anggaran AS tahun fiskal 2025, yang berakhir pada 30 September, lebih kecil dari defisit US$1,833 triliun pada tahun fiskal sebelumnya.
Baca Juga: Perang Tanpa Peluru: Begini Cara China Menaklukkan Dunia
Ia tidak menyebut angka pasti, namun memperkirakan rasio defisit terhadap PDB dapat turun ke kisaran 3% dalam beberapa tahun mendatang.
Departemen Keuangan AS belum merilis laporan resmi terkait defisit tahunan tersebut.
Sementara itu, Kantor Anggaran Kongres (CBO) pekan lalu memperkirakan bahwa defisit fiskal 2025 hanya turun sedikit menjadi US$1,817 triliun, meski pendapatan bea masuk naik US$118 miliar berkat tarif impor yang diberlakukan Trump.
“Rasio defisit terhadap PDB yang sebenarnya menjadi angka penting sekarang dimulai dengan angka lima,” ujar Bessent.
Ketika ditanya apakah ia berharap rasio tersebut bisa dimulai dengan angka tiga, ia menjawab, “Ya, itu masih mungkin,” seraya menambahkan bahwa hal itu bisa tercapai jika AS “tumbuh lebih cepat, berhemat, dan menahan belanja.”