kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Efek Tarif, Bank Sentral di Asia Kompak Pangkas Bunga


Jumat, 22 Agustus 2025 / 20:18 WIB
Efek Tarif, Bank Sentral di Asia Kompak Pangkas Bunga
ILUSTRASI. Kebijakan BI menghadapai Ketidakpastian Global ——- Pejalan kaki melintas dekat logo Bank Indonesia (BI) di kompleks gedung BI di Jakarta, Rabu (8/8). Pada forum East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) di Manila, Filipina, Bank Indonesia menyepakati langkah dalam menghadapi ketidakpastian global. Di antaranya adalah bauran kebijakan moneter -makroprudensial, penguatan kerjasama bank sentral di kawasan dan regulasi industri teknologi finansial (tekfin) terutama shadow banking sebagai risiko baru. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/08/2018


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Aksi pemangkasan suku bunga lebih cepat dilakukan oleh bank sentral Asia. Ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan ekonomi akibat kebijakan tarif. Langkah ini akan diikuti oleh lebih banyak negara di Asia dalam beberapa bulan ke depan.

Perubahan kebijakan ini dimulai oleh Indonesia dan Selandia Baru yang secara mengejutkan melakukan langkah dovish. Pada pekan depan, perhatian tertuju pada Korea Selatan dan Filipina, yang dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga.

Biasanya, pelonggaran moneter akan menekan nilai tukar terhadap dolar AS dan memicu kekhawatiran inflasi. Namun mata uang Asia telah menguat terhadap dolar AS di sepanjang tahun ini. Ini seiring melemahnya greenback

Baca Juga: Sewa Properti Mewah Secara Global Naik, Hong Kong Paling Tinggi

Ini dampak dari potensi pelonggaran bunga Federal Reserve pada bulan depan sehingga memberikan ruang bernapas bagi negara Asia. Pasar kini mencermati pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan di Jackson Hole, yang diprediksi menguatkan ekspektasi pelonggaran moneter.

Dorong ekonomi

Ekonom Citigroup Inc Nathan Sheets, dikutip Bloomberg, menyatakan, pelonggaran moneter sebagai dampak dari tarif yang bisa menekan pertumbuhan upah dan inflasi di Asia. Morgan Stanley juga menyebut tarif AS untuk negara Asia telah meningkat dari 5% menjadi 25% sejak awal tahun. 

Beberapa negara yang akan segera memangkas suku bunga salah satunya Filipina. Negara ini  diperkirakan akan memangkas bunga 125 basis poin (bps) sampai 2026. Sementara negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, Australia, Malaysia, dan Taiwan akan menurunkan 50 bps.

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) yang lebih dulu menurunkan bunga menyebut, permintaan global yang lemah akan berdampak pada upah dan inflasi domestik. RBNZ memberi sinyal akan ada pemangkasan bunga lagi ke depan. Bank Indonesia juga secara mengejutkan memangkas bunga untuk keempat kali di tahun ini untuk dorong ekonomi. 

Baca Juga: Dolar AS Bakal Kian Tertekan Jika The Fed Longgarkan Kebijakan Moneter

Ekonomi Asia sejatinya masih memiliki ketahanan berkat negosiasi perdagangan dan lonjakan ekspor menjelang penerapan tarif baru. Tapi OCBC memperingatkan Thailand dan Vietnam akan menjadi negara yang paling terdampak di Asia Tenggara. 

"Dalam hal respons kebijakan, kami memperkirakan bank sentral akan terus melakukan pemangkasan bunga, sementara dukungan fiskal selektif," ujar ekonom OCBC Lavanya Venkateswaran dalam riset. Apalagi efek percepatan ekspor segera berakhir dan bisa menekan pertumbuhan.   n

Selanjutnya: PMO Pegadaian Raih Sabet Penghargaan PMO Terbaik Asia-Pasifik

Menarik Dibaca: Kisah Sukses Owner Glaranadi Bangun Bisnis Minuman Herbal




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×