Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pasar sewa properti mewah secara global menunjukkan pemulihan yang lebih solid setelah mengalami perlambatan di masa pandemi Covid-19. Hingga kuartal kedua tahun ini, rata-rata pertumbuhan biaya sewa naik 3,5% dari kuartal pertama yang tumbuh 3%. Survei yang dilakukan di 16 kota utama dunia menunjukkan jika rata-rata biaya sewa mengalami peningkatan. Kenaikan biaya sewa properti mewah tertinggi dialami kota Hong Kong, sebesar 8,6%.
Biaya sewa rumah mewah di Hong Kong naik paling tinggi secara global. Ini terlihat dari laporan Knight Frank pada periode kuartal kedua tahun ini. Kenaikan ini didorong masuknya individu kaya melalui Capital Investment Entrant Scheme, sebuah program migrasi berbasis investasi.
Survei yang melacak 16 kota besar dunia menunjukkan sewa residensial kelas atas meningkat di Hong Kong naik 8,6% selama periode April-Juni dibandingkan tahun sebelumnya. Tokyo berada di posisi kedua dengan kenaikan harga 8,3%, diikuti New York dengan kenaikan 6,9%. Singapura ada di peringkat ke-13 dengan pertumbuhan harga 1,5%.
Baca Juga: Tentakel Bisnis Danantara Ajukan Penawaran Sewa Aset-Aset Sri Rejeki Isman (Sritex)
Tapi, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan agregat sewa properti mewah di Hong Kong justru yang paling lambat, hanya sebesar 6,3%. Sementara, Miami mencatat kenaikan tertinggi sebesar 61%, diikuti New York 46,7% dan Singapura di posisi keempat dengan 43%.
"Pasar sewa properti mewah global mulai kembali tumbuh,” ujar Liam Bailey, Kepala Riset Global Knight Frank dikutip dari South China Morning Post. Ia menambahkan, permintaan tinggi ketimbang pasokan akan berlanjut hingga akhir tahun.
Program Capital Investment Entrant Scheme di Hong Kong telah menarik minat besar dari kalangan individu kaya. Menurut data pemerintah, selama 14 bulan hingga April, program ini berhasil menghimpun sekitar HK$ 16,5 miliar, atau setara Rp 34,55 triliun, dari 543 pelamar, dengan dua pertiga dana dialokasikan ke reksadana dan pasar saham.
Secara keseluruhan, pertumbuhan tahunan indeks 16 kota versi Knight Frank mencapai 3,5% di kuartal I, naik dari 3% pada kuartal I-2025. Suku bunga yang tinggi dan inflasi membuat biaya hidup semakin mahal. Ini menyebabkan penyewa kesulitan membayar properti mewah dengan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Sewa Gudang Tambahan Kapasitas 1,1 Juta Ton untuk Serap Gabah Petani
Akibatnya kenaikan biaya sewa melambat. Namun banyaknya pendatang yang masuk membuat permintaan baru tetap ada. Ke depan, Knight Frank memperkirakan pertumbuhan sewa di Hong Kong dan Tokyo akan mulai melambat, sementara pasar di Miami dan New York akan tetap tumbuh pada tingkat sedang.
Menurut data Centaline Property, rental yield alias keuntungan dari menyewakan properti di Hong Kong pada Juni naik ke level tertinggi dalam 13 tahun. Ini didorong permintaan sewa dari mahasiswa asal China daratan. Centaline Rental Index Yields naik dua bulan berturut-turut menjadi 3,56% di Juni, tertinggi sejak November 2011.
Angka ini lebih tinggi dari Mei, di mana rental yield tercatat sebesar 3,54%. Sebesar 98% dari 143 kawasan perumahan yang dipantau Centaline menunjukkan rental yield yang lebih tinggi dibanding biaya hipotek Juni. Persentase ini naik dari bulan sebelumnya, yakni 93%.