kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   0,00   0,00%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Efek Tarif Trump, Aksi Merger dan Akuisisi Bakal Berkurang


Kamis, 20 Maret 2025 / 03:05 WIB
Efek Tarif Trump, Aksi Merger dan Akuisisi Bakal Berkurang
ILUSTRASI. The Wall Street entrance to the New York Stock Exchange (NYSE) is seen in New York City, U.S., March 17, 2025. REUTERS/Kylie Cooper


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK.  Harapan para pelaku pasar di Wall Street terhadap lonjakan aktivitas merger dan akuisisi (M&A) setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih tampaknya tidak akan terwujud, menurut laporan terbaru dari Oppenheimer & Co.

Analis dari bank tersebut menurunkan rekomendasi mereka terhadap saham Goldman Sachs Group Inc., Carlyle Group Inc., dan Jefferies Financial Group Inc., dengan alasan tidak adanya pemulihan signifikan dalam aktivitas M&A.

Analis Oppenheimer, Chris Kotowski dan Kevin Tripp dalam riset 19 Maret mengatakan, ketidakpastian yang terjadi terkait tarif, detoks fiskal, serta pergolakan 80 tahun dalam pengaturan perdagangan dan keamanan global akan menyebabkan penundaan aktivitas M&A. "Ketidakpastian ini kemungkinan menghentikan sementara aktivitas M&A," tulis Kotowski dan Tripp.

Baca Juga: Menteri PKP Maruarar Sirait Klaim Pembanguan Rumah Subsidi Capai 1,1 Juta Unit Lebih

Sebelumnya, pelaku pasar berharap tahun ini akan menjadi tahun yang cerah untuk bisnis M&A di bawah pemerintahan Trump. Namun, kenyataan yang terjadi justru berbalik arah dengan adanya perang dagang yang mengganggu pasar dan ketegangan geopolitik yang meningkat.

Awalnya, para pemain pasar berharap kebijakan Trump dapat mempercepat pemulihan pasar M&A yang lesu, tetapi kebijakan tarif antarnegara yang terus meningkat justru memicu kecemasan dan volatilitas pasar.

"Bank-bank memulai tahun ini dengan perkiraan pertumbuhan 25% hingga 30% dalam bisnis dealmaking mereka, namun dengan pelambatan aktivitas, ekspektasi tersebut kini sangat menurun," kata Amrit Shahani, mitra di BCG Expand, lembaga riset Boston Consulting Group.

"Sekarang, pertumbuhan satu digit pun dianggap sebagai hasil yang baik untuk tahun ini," imbuh dia.

Baca Juga: Asing Catat Net Sell Jumbo, Cermati Saham yang Banyak Dijual Asing, Rabu (19/3)

Indeks Bank KBW pada awal bulan ini bahkan kehilangan seluruh kenaikan yang tercatat setelah pemilu Presiden Donald Trump pada November lalu. Saham Goldman, Carlyle, dan Jefferies sempat dibuka lebih rendah, meskipun kemudian memangkas kerugian mereka dan mengikuti pergerakan pasar yang lebih luas.

Oppenheimer menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam memilih saham, dengan rencana untuk fokus pada cerita pertumbuhan sekuler seperti KKR & Co. Inc. dan Blue Owl Capital Inc., atau bank-bank komersial yang lebih stabil seperti Bank of America Corp., Citigroup Inc., dan UBS Group AG.

Selanjutnya: 8 Manfaat Lemari Pakaian Pas yang Harus Anda Ketahui

Menarik Dibaca: 8 Manfaat Lemari Pakaian Pas yang Harus Anda Ketahui


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×