kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.682   109,00   0,65%
  • IDX 6.779   29,53   0,44%
  • KOMPAS100 980   6,42   0,66%
  • LQ45 762   4,51   0,60%
  • ISSI 215   1,19   0,56%
  • IDX30 395   2,27   0,58%
  • IDXHIDIV20 471   0,74   0,16%
  • IDX80 111   0,67   0,61%
  • IDXV30 115   0,45   0,40%
  • IDXQ30 129   0,82   0,64%

Efek Tarif Trump: Korporasi Global Tekor, PHK & Revisi Proyeksi


Selasa, 29 April 2025 / 21:30 WIB
Efek Tarif Trump: Korporasi Global Tekor, PHK & Revisi Proyeksi
ILUSTRASI. GM menarik proyeksi kinerja tahunannya dan mengimbau investor agar tidak lagi mengacu pada panduan sebelumnya hingga ada kejelasan soal tarif Trump. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sejumlah perusahaan besar, termasuk General Motors (GM), Kraft Heinz, dan Electrolux, pada Selasa (29/4) mengumumkan penarikan atau pemangkasan proyeksi kinerja tahun 2025.

General Motors bahkan menunda panggilan konferensi dengan investor hingga Kamis, sambil menunggu kejelasan terkait perubahan kebijakan tarif.

Sementara itu, perusahaan logistik raksasa UPS menyatakan akan memangkas 20.000 tenaga kerja untuk menekan biaya di tengah perlambatan ekonomi dan penurunan volume dari klien utamanya, Amazon.

Baca Juga: UPS Umumkan Efisiensi Besar-besaran, Tutup 73 Fasilitas dan PHK 20.000 Pekerja

Gelombang berita negatif ini mencerminkan betapa kebijakan perdagangan yang tidak menentu mulai menimbulkan tekanan serius terhadap dunia usaha.

Banyak perusahaan terpaksa memangkas belanja modal, merombak rantai pasok, dan kesulitan merancang strategi jangka panjang.

Kondisi ini juga berdampak pada perilaku konsumen yang cenderung menahan belanja, karena kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah—dari pengenaan hingga pencabutan sebagian bea masuk—menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan akan resesi ekonomi global.

“Kami yakin dampak tarif ke depan bisa sangat signifikan,” ujar CFO GM Paul Jacobson dalam konferensi pers.

GM menarik proyeksi kinerja tahunannya dan mengimbau investor agar tidak lagi mengacu pada panduan sebelumnya hingga ada kejelasan soal tarif.

Meskipun pasar saham global dan dolar AS sempat menguat tipis setelah kabar bahwa Washington akan mengurangi dampak beberapa tarif otomotif, indeks-indeks utama belum mampu pulih dari kejatuhan tajam sejak tarif diumumkan pada 2 April.

Baca Juga: Baru Terpilih, PM Kanada Langsung Serang Trump dengan Sindiran Pedas!

Analisis Reuters menunjukkan sekitar 40 perusahaan global telah menarik atau menurunkan panduan kinerja dalam dua pekan pertama musim laporan keuangan kuartal I-2025.

GM dan Volvo Cars menyusul Delta Airlines, Logitech, dan Diageo yang lebih dulu melakukan hal serupa.

Sementara itu, Kraft Heinz memangkas proyeksi tahunan, Hilton menurunkan target pertumbuhan pendapatan tahun 2025, dan Porsche serta Electrolux merevisi turun panduan tahunannya.

“Tak diragukan lagi, ketidakpastian terhadap permintaan berada pada level tertinggi yang pernah kami lihat,” kata Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar Carson Group.

Ia memperkirakan lebih banyak perusahaan akan menarik panduan kinerja mereka.

Porsche AG mengaku merugi sedikitnya €100 juta pada April dan Mei akibat tarif impor AS. CFO Jochen Breckner mengatakan, sebagian beban tarif terpaksa dibebankan ke konsumen melalui kenaikan harga.

Baca Juga: Kinerja Kuartal I Naik, Adidas Proyeksi Kinerja di Tahun Ini Bakal Stagnan

Industri otomotif AS diperkirakan akan mengalami lonjakan harga jual akibat tarif, sehingga permintaan bisa menurun, terlebih industri ini juga tengah menghadapi tantangan transisi ke kendaraan listrik yang lambat.

Volvo Cars, yang mengimpor hampir semua mobil ke AS dari Eropa, menjadi salah satu perusahaan paling terdampak oleh tarif impor 25%.

Saham Volvo anjlok lebih dari 10% setelah mengumumkan pemangkasan belanja sebesar US$1,8 miliar dan restrukturisasi operasional AS.

Secara keseluruhan, 10 perusahaan besar AS dan Eropa memperkirakan beban gabungan dari tarif perdagangan ini mencapai US$3 miliar sepanjang 2025.

CEO Adidas, Bjorn Gulden, mengatakan perusahaan semestinya dapat meningkatkan panduan pendapatan dan laba 2025 usai mencetak kinerja kuartalan yang kuat.

Namun, ia menahan diri karena belum jelas bagaimana hasil akhir negosiasi tarif antara AS dan negara eksportir.

Sejak awal April, Trump telah mengumumkan tarif besar-besaran terhadap banyak negara dan terus berubah-ubah—mencabut sebagian, tapi juga mengancam tambahan tarif pada sektor-sektor seperti logistik, farmasi, dan semikonduktor.

Baca Juga: Trump Ngamuk! Setelah Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerjanya Anjlok

Dampak ke Konsumen dan Perbankan

Hilton menjadi operator hotel AS pertama yang memangkas proyeksi akibat penurunan belanja perjalanan dari konsumen.

HSBC memperingatkan bahwa perang dagang global bisa melemahkan permintaan kredit dan memperburuk kualitas aset perbankan.

Electrolux juga menyalahkan melemahnya sentimen konsumen di AS atas penurunan proyeksi pasar Amerika Utara usai melaporkan kinerja kuartal pertama yang meleset dari ekspektasi.

“Sejarah menunjukkan bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan akan berdampak pada keputusan belanja konsumen,” ujar CEO Carlsberg Jacob Aarup-Andersen.

Selanjutnya: Superior Prima Sukses (BLES) Catatkan Pendapatan Rp 314 Miliar di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Cerah hingga Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/4)



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×