CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Ekonomi Australia Tumbuh Moderat di Kuartal Ketiga


Kamis, 04 Desember 2025 / 07:09 WIB
Ekonomi Australia Tumbuh Moderat di Kuartal Ketiga
ILUSTRASI. Sydney Opera House, Australia berdiri anggun di tepi Pelabuhan Sydney, menjadi kontras dengan deretan gedung pencakar langit yang terus berkembang di kawasan CBD. Pada siang yang cerah, aktivitas kapal dan feri menambah dinamika salah satu ikon wisata paling sibuk di Australia. Pemandangan ini menegaskan posisi Sydney sebagai kota pelabuhan global dengan infrastruktur budaya dan ekonomi yang saling menguatkan. Foto: KONTAN/Syamsul Ashar


Sumber: Reuters | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Ekonomi Australia tumbuh moderat pada kuartal III-2025. Australian Bureau of Statistics (ABS) merilis, produk domestik bruto (PDB) riil negeri kangguru ini naik 0,4% secara kuartalan di September 2025.

Realisasi ini lebih rendah dari pertumbuhan 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski lebih rendah dari ekspektasi pasar, angka tersebut menunjukkan adanya rotasi pertumbuhan di internal ekonomi.

Investasi bisnis dan belanja kebutuhan pokok rumah tangga menjadi penopang utama. Investor melihat siklus belanja modal tetap berjalan, didorong oleh belanja untuk mesin, peralatan, dan infrastruktur teknologi, seperti pusat data. Kondisi ini memberi angin segar bagi emiten dan pemasok di sektor industri peralatan dan teknologi.

Hanya saja, faktor eksternal masih menjadi batu sandungan. Kontribusi perdagangan bersih tercatat negatif lantaran impor tumbuh lebih cepat dibanding ekspor.

Selain itu, pengurangan stok barang ikut menekan output. Situasi ini membuat sektor yang berorientasi ekspor, seperti pertambangan dan gas alam cair (LNG), tetap rentan terhadap perlambatan permintaan global dan fluktuasi harga komoditas.

Baca Juga: Cip Memori Langka, Ekonomi Bisa Tertekan

Di sisi rumahtangga, rasio tabungan tampak meningkat. Ini menandakan konsumen mulai menahan belanja untuk barang non esensial. Pola ini berpotensi menahan kinerja barang konsumsi non pokok.

Sebaliknya, ritel kebutuhan pokok serta produk defensif diperkirakan bisa tampil lebih baik di tengah suasana belanja yang hati-hati.

"Dengan inflasi yang kembali memanas, wacana pemangkasan suku bunga berpotensi absen lebih lama atau bahkan tidak menutup kemungkinan Reserve Bank of Australia (RBA) bisa menaikkan suku bunga dalam rapat pekan ke depan," kata Harry Murphy Cruise, Kepala Riset Ekonomi Oxford Economics Australia, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/12).

Pelaku pasar memperhitungkan kenaikan suku bunga penuh pada akhir 2026.

Baca Juga: Rare Earths: Eropa Terjepit Antara Tiongkok & Trump, Siapkan Jurus Balasan!

Selanjutnya: Archi Indonesia (ARCI) Putuskan Tebar Dividen Interim, Cek Besaran dan Jadwalnya

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Lutut yang Sakit, Ini Informasinya




TERBARU

[X]
×