Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bernard Arnault, CEO LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton), telah mengalami fluktuasi kekayaan yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Setiap kali berita tentang rebound ekonomi China muncul, kekayaannya melonjak atau anjlok dalam hitungan miliaran dolar. Meskipun sempat turun ke posisi kelima dalam daftar orang terkaya dunia, Arnault kembali ke posisi ketiga pada indeks miliarder Bloomberg setelah China mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi baru-baru ini.
Namun, respons yang mengecewakan terhadap rencana pemulihan ekonomi China menyebabkan kekayaannya kembali turun.
Pengaruh Rencana Stimulus China terhadap Kekayaan Arnault
Pada akhir September 2024, China mengumumkan rencana stimulus baru untuk mendukung pasar saham dan sektor properti, yang diharapkan akan mendorong pemulihan ekonomi negara tersebut.
Baca Juga: Kekayaan Pemilik Dior dan Gucci Mengalami Penurunan Senilai US$14 Miliar
Namun, kurangnya detail dan tindak lanjut yang jelas terhadap langkah-langkah tersebut menyebabkan investor kehilangan kepercayaan. Hal ini memicu aksi jual besar-besaran, terutama di sektor barang mewah, di mana LVMH sangat bergantung pada konsumen China .
Pada awal pekan ini, saham LVMH anjlok hingga 7% setelah reaksi pasar yang negatif terhadap rencana pemulihan China . Kekayaan Arnault mengalami penurunan drastis, kehilangan sekitar US$13 miliar sebelum sedikit pulih pada hari berikutnya, dengan kerugian yang menyempit menjadi US$6 miliar.
Selain barang mewah, sektor komoditas juga terpukul oleh ketidakpastian yang melingkupi kebijakan ekonomi China .
Pentingnya Pasar China bagi Industri Barang Mewah
China telah menjadi salah satu pasar paling penting bagi industri barang mewah global. Pada tahun 2023, saat negara tersebut masih berjuang pulih dari dampak pandemi, Tiongkok menyumbang 16% dari pasar barang mewah global.
Namun, pemulihan yang lambat sejak saat itu telah berdampak negatif pada banyak merek mewah, termasuk LVMH. Meski demikian, beberapa merek seperti Hermès berhasil menghindari dampak buruk ini.
Pada paruh pertama 2024, pendapatan LVMH turun sebesar 1% menjadi €42 miliar, dengan segmen wine dan spirits mengalami penurunan terbesar. Saham LVMH juga turun sebesar 9% sepanjang tahun ini.
Baca Juga: LVMH Menandatangani Kesepakatan Sponsor Utama dengan F1, Menggantikan Rolex
Mario Ortelli, Managing Partner dari firma konsultan mewah Ortelli & Co., menyatakan bahwa pengeluaran konsumen China sangat memengaruhi kinerja merek-merek mewah.
Ia memperkirakan bahwa jika kepercayaan konsumen China meningkat, harga saham perusahaan-perusahaan mewah dapat melonjak kembali, seperti yang terlihat saat pengumuman stimulus China sebelumnya.
Dampak bagi Kekayaan Arnault
Kekayaan Bernard Arnault selalu terkait erat dengan performa LVMH, perusahaan konglomerat terbesar di sektor barang mewah, di mana Arnault memiliki sekitar 48% saham.
Sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di Eropa, LVMH telah membuat Arnault menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada saat-saat tertentu, ia bahkan berhasil mengungguli Elon Musk dan Jeff Bezos untuk menjadi orang terkaya di planet ini.
Namun, kekayaan di pasar barang konsumsi mewah sangat berfluktuasi. Banyak perusahaan dalam industri ini telah mengeluarkan peringatan laba, sementara beberapa lainnya terpaksa mengubah strategi bisnis mereka secara menyeluruh untuk menghadapi ketidakpastian pasar.
Prospek Masa Depan
Meskipun kekayaannya mengalami penurunan, Arnault masih menempati posisi keempat dalam daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar US$191 miliar pada Rabu minggu ini.
Baca Juga: Bernard Arnault Geser Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ketiga di Dunia
LVMH juga terus berkembang pesat, dengan sejumlah kesepakatan besar baru-baru ini, termasuk investasi di produsen jaket ski Moncler, akuisisi majalah selebriti Prancis Paris Match, dan kontrak sponsor 10 tahun dengan Formula Satu.
Sementara itu, harapan terhadap rencana stimulus besar-besaran China tetap tinggi. Jika ekonomi China berhasil pulih, ini dapat memberikan dorongan besar bagi sektor barang mewah dan mungkin akan membawa Arnault kembali ke puncak daftar orang terkaya dunia.