Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bernard Arnault, pendiri dan CEO LVMH, mencatatkan peningkatan kekayaan sebesar US$ 30 miliar atau sekitar Rp 453 triliun (kurs Rp 15.110) pada minggu ini, menjadikannya orang terkaya ketiga di dunia, melampaui Mark Zuckerberg.
Berdasarkan Indeks Miliarder Bloomberg, kekayaan Arnault melonjak dari US$ 177 miliar menjadi US$ 207 miliar atau sekitar Rp 3.127 triliun antara Senin hingga Jumat (27/9).
Kenaikan ini didorong oleh peningkatan hampir 20% saham LVMH, yang dipicu oleh langkah-langkah pemerintah China untuk merangsang perekonomiannya.
Saham LVMH, yang menaungi sekitar 75 merek termasuk Dior, Sephora, dan Tiffany & Co., naik 3,7% pada Jumat setelah perusahaan mengumumkan pembelian saham tidak langsung di Moncler, merek Italia terkenal dengan jaket ski-nya.
Baca Juga: Geser Bernard Arnault, Kini Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya ke-3 di Dunia
Kenaikan tersebut memungkinkan Arnault menggeser Zuckerberg, CEO Meta, yang kekayaannya turun sedikit menjadi US$ 201 miliar. Meskipun demikian, Zuckerberg masih mencatat kenaikan kekayaan sebesar US$ 74 miliar sepanjang tahun ini.
Arnault, yang dijuluki "Serigala dalam Kasmir" (Wolf in Cashmere), sempat menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan US$ 231 miliar pada akhir Maret 2024. Namun, dalam enam bulan terakhir, kekayaannya menyusut sebesar US$ 54 miliar, menempatkannya di posisi kelima daftar orang terkaya Bloomberg pekan lalu.
Dengan lonjakan kekayaannya minggu ini, Arnault berhasil menduduki posisi ketiga, unggul US$ 25 miliar dari pendiri Oracle, Larry Ellison, yang memiliki kekayaan US$ 182 miliar.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 Dunia, Siapa di Posisi 1 dan 2?
Penurunan kekayaan Arnault selama tahun ini pun berkurang dari US$ 30 miliar menjadi hanya US$ 252 juta pada penutupan Jumat. Saham LVMH, yang sebelumnya turun sekitar 20% tahun ini, kini hanya turun 2,7%.
Arnault dan keluarganya memiliki sekitar 245 juta saham LVMH, atau sekitar 49% dari total saham perusahaan, menurut dokumen yang diajukan pada Juli.
LVMH telah menghadapi tekanan terhadap pendapatan dan keuntungannya tahun ini. Arnault memperingatkan adanya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dalam laporan pendapatan kuartal kedua perusahaan, terutama di Tiongkok, pasar utama bagi LVMH yang menyumbang sekitar 30% dari penjualannya di negara-negara Asia, kecuali Jepang.
Baca Juga: Mengenal Bernard Arnault, Raja Bisnis Fashion Mewah yang Jadi Orang Terkaya di Dunia
Saham LVMH melonjak minggu ini karena para investor berharap langkah-langkah stimulus China, seperti pemotongan suku bunga, dukungan likuiditas, penurunan persyaratan cadangan bank, serta dana stabilisasi saham, akan meningkatkan permintaan untuk barang-barang mewah seperti tas Louis Vuitton dan sampanye Dom Perignon.