kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi Jepang merosot, BOJ diminta segera ambil kebijakan


Senin, 08 Juni 2020 / 16:07 WIB
Ekonomi Jepang merosot, BOJ diminta segera ambil kebijakan
ILUSTRASI. Negara : Jepang;Jumlah Penduduk : 126.865.000 jiwa;PDB Nominal : US$ 4.210 triliun;PDB Perkapita : US$ 38.816;Mata Uang : Yen;Cadangan Devisa : US$ 1,26 triliun;Cadangan Emas : 765,2 ton;Keterangan : - Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memilik


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekonomi di Jepang saat ini tengah bersiap memasuki level terburuk. Setelah sebelumnya pertumbuhan ekonomi di Jepang pada kuartal I 2020 menyusut atau mengalami kontraksi penurunan PDB 0,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Melansir artikel yang dimuat Reuters, Senin (8/6) kondisi pandemi Covid-19 memang memberikan pukulan keras pada bisnis dan kemampuan belanja konsumen di Jepang. Meski begitu, sektor perbankan sedikit membantu perekonomian ketika penyaluran kredit naik pada laju tahunan tercepat di bulan Mei 2020.

Baca Juga: Infeksi lebih dari 7 juta, ini 20 negara dengan kasus corona tertinggi

Hal ini menjadi penanda bahwa pelaku usaha tengah mencari pendanaan untuk dapat bertahan dari penjualan yang menurun akibat pandemi.

Sementara itu, pemangku kebijakan di Jepang saat ini juga sedang berjuang untuk mendorong perekonomian setelah sebelumnya fokus pada pencegahan sambil menghadapi gelombang kedua penyebaran virus corona.

Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan saat ini Jepang harus fokus untuk menggawangi sektor bisnis yang sedang goyah. Dia juga menyarankan bank sentral harus menghindari opsi penurunan suku bunga acuan yang lebih dalam bahkan ke level negatif.

"Kami belum pada tahap ingin merangsang konsumsi dan mendorong orang untuk bepergian. Upaya untuk merangsang konsumsi harus menunggu lebih lama," katanya.

Baca Juga: Kirim pesan ke India, China gelar operasi manuver yang melibatkan ribuan militer

Ekonomi terbesar ketiga dunia ini menyusut 2,2% tahunan pada Januari-Maret 2020. Lebih kecil dibandingkan proyeksi awal sebesar 3,4%, yang disebabkan oleh meningkatnya belanja modal. Meski berada di atas proyeksi kontraksi analis sebesar 2,1%.

Ekonom Senior di Oxford Economics, Stefan Angrick menyebut Jepang harus segera menyiapkan langkah pendorong ekonomi. Sebab, sebagian besar dampak pandemi virus corona baru akan dirasakan pada kuartal II 2020. "Prospek untuk tahun 2020 masih sangat menantang," katanya.

Serangkaian data terbaru seperti ekspor, output pabrik dan angka pekerjaan menyebut Jepang akan mengalami kemerosotan terburuk pasca perang pada kuartal II 2020.

Baca Juga: Membaca taktik perang China saat hubungan militer dengan India memanas

Meskipun keadaan darurat terangkat pada akhir Mei 2020, ekonomi diperkirakan hanya akan tumbuh stagnan di beberapa bulan ke depan.

Menanggapi hal ini, bank sentral Jepang menyebut akan meneliti dengan cermat mengenai suku bunga di pekan depan termasuk langkah yang diperlukan. Setelah sebelumnya dalam dua bulan terakhir Bank of Japan melonggarkan kebijakan moneter guna mengurangi tensi di sisi likuiditas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×