kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Ekonomi Kontraksi, BOJ Bakal Menunda Kenaikan Suku Bunga


Jumat, 16 Mei 2025 / 12:59 WIB
Ekonomi Kontraksi, BOJ Bakal Menunda Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. Japanese national flag hoisted atop of the Bank of Japan headquarters building is seen between traffic signals in Tokyo, Japan January 23, 2025. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Anggota dewan Bank of Japan (BOJ), Toyoaki Nakamura, pada Jumat memperingatkan bahwa bank sentral sebaiknya menunda kenaikan suku bunga untuk sementara waktu. Ia menyebut tekanan ekonomi meningkat akibat tarif impor tinggi dari Amerika Serikat.

Dalam pidato Nakamura yang dikenal sebagai anggota dewan paling dovish atau paling berhati-hati dalam hal pengetatan kebijakan moneter menyatakan ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS dapat mengganggu aktivitas bisnis dan rumah tangga di Jepang.

"Ekonomi Jepang menghadapi tekanan penurunan yang semakin besar," ujar Nakamura. Ia menambahkan tarif tinggi AS, termasuk sektor andalan seperti otomotif, dapat sangat dirugikan.

Baca Juga: Bank Sentral Jepang Kerek Suku Bunga, Begini Penjelasan Gubernur BOJ Ueda

Nakamura juga memperingatkan kenaikan suku bunga yang terlalu cepat di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi justru bisa membebani konsumsi dan investasi dalam jangka menengah.

Nakamura juga menyoroti ketidakpastian kebijakan tarif AS mulai membuat perusahaan Jepang menunda rencana investasi, atau bersikap wait and see.

Selain itu, Nakamura menyatakan kebijakan tarif yang agresif bisa memicu siklus negatif antara permintaan yang menurun dan penurunan harga, yang dapat menghambat pertumbuhan. Oleh karena itu, menurut dia, BOJ harus sangat berhati-hati dalam merencanakan kenaikan suku bunga berikutnya.

Peringatan dari Nakamura muncul di hari yang sama saat data resmi menunjukkan ekonomi Jepang menyusut untuk pertama kalinya dalam setahun, dengan kontraksi lebih besar dari perkiraan pada kuartal pertama 2025. Hal ini semakin menegaskan rapuhnya pemulihan ekonomi Jepang di tengah tekanan eksternal.

Sementara belanja modal (capital expenditure) masih cukup kuat, kondisi global membuat pelaku usaha lebih berhati-hati.

Tarif AS saat ini meliputi 10% untuk semua negara kecuali Kanada, Meksiko, dan China, serta tarif khusus sebesar 24% untuk Jepang mulai Juli, kecuali jika terjadi kesepakatan perdagangan bilateral. Selain itu, tarif 25% untuk mobil, baja, dan aluminium juga telah diberlakukan, menghantam sektor ekspor utama Jepang.

Baca Juga: BOJ Raises Interest Rates to Highest in 17 Years

Perang dagang global yang dipicu tarif AS juga memperumit keputusan BOJ soal kapan dan sejauh mana mereka dapat menaikkan suku bunga.

Akibat kekhawatiran akan perlambatan global, BOJ memangkas proyeksi pertumbuhan secara tajam pada pertemuan kebijakan 30 April–1 Mei. Hal ini juga memunculkan keraguan apakah kenaikan upah di Jepang cukup kuat untuk menopang konsumsi dan mendorong inflasi.

Menurut jajak pendapat Reuters, sebagian besar ekonom memperkirakan BOJ akan menahan suku bunga hingga setidaknya September, guna menilai dampak penuh dari tarif AS. Namun, mayoritas tipis masih memprediksi akan ada kenaikan 25 basis poin sebelum akhir tahun.

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) Buka Suara Soal Dugaan Pemalakan dari Pengusaha Lokal

Menarik Dibaca: Ini Destinasi Favorit Libur Sekolah, AirAsia MOVE Beri Panduan Perjalanan Efisien



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×