kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Ekonomi lesu, penduduk China tetap berpelesir


Senin, 07 September 2015 / 10:25 WIB
Ekonomi lesu, penduduk China tetap berpelesir


Sumber: Wall Street Journal | Editor: Hendra Gunawan

Gejolak ekonomi masih melanda China. Meski demikian, warga China tetap menganggarkan dana besar untuk berwisata melepas penat ke beberapa wilayah. Ada beberapa negara yang menjadi tujuan wisata favorit warga China saat ini, antara lain Jepang, Thailand dan Australia.

Data Organisasi Pariwisata Nasional Jepang menyebutkan, wisatawan dari China yang mengunjungi Jepang pada Juli 2015 naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yakni menjadi 576.900 orang.

Meski terjadi peningkatan kunjungan turis China, Jurubicara Kamome Tourist Co, sebuah perusahaan yang mengoperasikan perjalanan di Jepang memperkirakan, akan ada penurunan wisatawan pada September ini. Tetapi tidak diketahui penyebabnya apakah karena faktor ekonomi atau musiman.

Selain Jepang, turis China juga menyerbu Thailand. Yuthasak Suparson, Gubernur Pariwisata Thailand mengatakan, hingga Juli tahun ini jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Negeri Gajah Putih naik dua kali lipat menjadi 4,7 juta orang.

Ia berharap, perlambatan ekonomi China tak berefek ke minat orang China untuk melancong. Ia justru khawatir dengan insiden ledakan bom di sebuah kuil di Bangkok yang akan menyurutkan minat wisawatan mengunjungi Thailand.

Indikasi itu sudah terlihat. Aplikasi visa dari China ke Thailand menurun pasca kejadian tersebut. Suparson mengatakan, Thailand menargetkan jumlah wisatawan dari China bisa meningkat 60% pada tahun ini atau sebanyak 7,5 juta wisatawan. Thailand juga berharap pelancong asal China bisa membawa dana masuk hingga THB 350 miliar setara dengan US$ 9,7 miliar.

Peningkatan kunjungan wisatawan China juga terjadi di Australia. Biro Statistik Australia, Jumat (4/9) menyebutkan, jumlah warga China yang berkunjung ke Australia meningkat 16% menjadi 84.200 orang pada Juli 2015. Pengeluaran wisatawan China di Australia juga meningkat 32% menjadi A$ 7 miliar atau sekitar US$ 4,9 miliar hingga bulan tersebut.

Biro Statistik Australia menyebut, wisatawan China termasuk royal berbelanja saat liburan. Penelitian ANZ Banking Group menyebut, belanja turis China menyumbang 6% terhadap pertumbuhan ekonomi Australia di 2014.

Berbeda dengan tiga negara tersebut, tahun ini wisatawan China yang melancong ke Hong Kong lebih sepi.  Data Badan Pariwisata Hong Kong yang dirilis akhir bulan lalu menyebutkan, jumlah pengunjung China ke Hong Kong menurun 10% hingga Juli 2015. Padahal di periode sama tahun lalu, kunjungan wisatawan dari China ke Hong Kong masih meningkat 11,2%.

Euromonitor menyebutkan, wisatawan dari China terus meningkat seiring kemajuan ekonomi negeri tersebut yang tercermin dari pendapatan tahunan rumah tangga China yang meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Pada tahun lalu, jumlah turis China yang melancong ke luar negeri bertambah 11 juta orang menjadi 109 juta orang.

Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia, belanja turis dari China menjadi yang terbesar sejak 2012. Lembaga ini menyebutkan, pada tahun 2013 lalu, wisatawan dari China menghabiskan belanja sekitar US$ 129 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×