Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Selama delapan bulan berturut-turut penjualan mobil di China terus anjlok. Teranyar pada Februari lalu, penjualan tercatat jatuh 13,8%.
Data dari The China Association of Automobile Manufacturers (CAAM) seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/3) pada Februari jumlah penjualan mobil di china anjlok sebanyak 1,48 juta unit lebih rendah dibandingkan Januari. Sementara pertumbuhan di Januari juga merosot 16% (yoy), dan Desember minus 13% (yoy).
“Tren pelemahan ini berlanjut sejak tahun lalu, disamping kondisi ekonomi nasional yang juga sedang melemah. Hasilnya tingkat konsumsi juga menurun,” kata Deputi Sekjen CAAM Shi Jianhua.
Di saat yang sama masyarakat kini juga tengah menunggu kebijakan pemerintah terkait pelemahan konsumsi. Asal tahu, Pemerintah China memang berencana memotong pajak dan anggaran infrastruktur guna menopang ekonomiyang tumbuh paling lambat sepanjang 30 tahun terakhir.
Pemerintah juga telah berjanji memberikan subsidi pembelian kendaraan, khususnya yang ramah energi bagi wilayah pedesaan.
Hal ini dilakukan sebab, meskipun secara umum terjadi pelemahan penjualan, permintan terhadap kendaraan listrik justru meningkat hingga 53,6% pada Februari dengan penjualan mencapai 148.000 unit
Data tersebut pun sejatinya tak. Mewakili kinerja individu pabrikan mobil. Great Wall Motor Co LTd misalnya, pada Februari justru mengalami peningkatan penjualan hingga 18% (yoy). Sementara Geely Automobile Holdings Ltd penjualannya anjlok -24% (yoy).
Sedangkan Agen Ford Motors Co di China, yaitu Chang’an Ford Automobile Co penjualan anjlok hingga 70%. Bahkan sepanajng Januari hingga Februari hanya ada 21.535 mobil Ford yang terjual di China. Kabarnya Ford sendiri akan segera hengkang dari China, dimana Ford tak memperbaruai kontrak para pekerjanya di China setelah penjualan di 2018 yang jatuh hingga 37% (yoy)
Sedangkan The Wall Street Journal melaporkan, penurunan penjualan sebenarnya juga hanya terjadi di segmen kendaraan pribadi yang anjlok -18% (yoy) yang hanya mampu terjual 3,2 juta unit. Sedangkan segmen kendaraan komersial justru meningkat tipis di level 2% (yoy) dengan penjualan 608.000 unit.
Penurunan penjualan mobil ini sendiri diperkirakan terjadi akibat perayaan Tahun Baru China yang terjadi sejak Januari hingga minggu pertama Februari. Dalam waktu hajatan tersebut, masyakarat China memang cenderung menahan konsumsi. Di lain sisi, permintaan penyewaan kendaraan, dan bursa mobil beas pada kurun waktu yang sama justru meroket.
Sementara Wakil Sekjen CAAM Chen Shihua memperkirakan hingga paruh pertama 2019, penjualan masih akan terus merosot. Mengingat penurunan penjualan pada tahun lalu mengakibatkan stok yang berlebihan. Sehingga butuh waktu untuk kembali normal.
Sementara firma analis otomotif di Shanghai Automotive Foresight memperkirakan penurunan penjualan hanya akan terjadi hingga kuartal 1/2019 sebesar 10%. Sedangakan secara tahunan, pada 2019 penjualan mobil masih akan tumbuh 3%.
Namun analis lain, Nomura Securities Co. Ltd memperkirakan penjualan sepanjang 2019 penjualan akan jatuh hingga minus 5%, dan baru akan tumbuh positif pada 2020.