Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menghadapi tekanan perang dagang yang memicu perlambatan ekonomi China mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah stimulus lebih banyak dalam waktu dekat.
Mengukitp Reuters, Selasa (15/1), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China atau National Development and Reform Commission (NDRC) mengatakan pemerintah siap menghadapi tekanan yang meningkat akibat perang dagang. Pejabat bank sentral dan kementerian keuangan juga satu suara.
Kontraksi mengejutkan dalam perdagangan dan aktivitas pabrik China pada Desember lalu menimbulkan spekulasi mengenai apakah Beijing perlu menggunakan stimulus yang lebih kuat.
Meskipun sebagian besar analis percaya pemerintah telah waspada terhadap langkah-langkah yang dapat meningkatkan risiko utang dan melemahkan mata uang Yuan.
Data pada Selasa menunjukkan pertumbuhan kredit masih sangat lemah, meskipun regulator telah melonggarkan berbagai kebijakan berbulan-bulan lalu.
“Langkah-langkah stimulus ekonomi lebih lanjut akan diperlukan. Pihak berwenang tampaknya mengambil waktu mereka untuk memberikan ini, mungkin ditegur oleh terlalu banyak stimulus mereka dalam krisis keuangan,” kata ekonom ING dalam catatan kepada klien.
China telah menurunkan tingkat cadangan yang perlu disisihkan bank komersial untuk kelima kalinya dalam setahun untuk memacu pinjaman.
Terutama pinjaman bagi perusahaan kecil dan menengah. Beijing juga telah memotong pajak dan biaya, dan meningkatkan investasi infrastruktur untuk menopang perekonomian.
Tahun ini, China akan meningkatkan pengeluaran fiskal dan menerapkan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar. Pemotongan akan fokus pada pengurangan beban untuk perusahaan kecil dan produsen, kata kementerian keuangan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Tetapi upaya pemerintah untuk menyalurkan lebih banyak dana ke sektor swasta yang sedang berjuang menghadapi rintangan besar. Bank-bank khawatir akan lebih banyak utang macet di tengah pelonggaran peraturan yang lama.
Selain itu, banyak bisnis yang tidak berminat untuk melakukan investasi baru dalam menghadapi penjualan yang tengah tersendat. Wakil Ketua NDRC Lian Weiliang. mengatakan menstabilkan lapangan kerja adalah prioritas utama pemerintah.
Beberapa analis percaya China dapat memberikan potongan pajak dan biaya 2 triliun yuan atau setara US$ 296,21 miliar. Selain itu, pemerintah daerah juga memungkinkan untuk menerbitkan obligasi tambahan 2 triliun yuan lainnya yang sebagian besar digunakan untuk mendanai proyek-proyek prioritas.
Pertumbuhan China melambat pada 2018 lantaran mengurangi tumpukan utang dan tindakan keras terhadap praktik pemberian pinjaman yang berisiko mendorong biaya pinjaman, mengurangi investasi dan mengurangi permintaan domestik.
Ketika perang perdagangan dengan Amerika Serikat meningkat sepanjang 2018 dan memukul ekspor. Pasar keuangan global menjadi cemas karena kekhawatiran tentang perlambatan China yang lebih tajam. Meskipun banyak analis percaya ekonomi China masih kuat.
Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China dapat mencapai target ekonomi 2018, walaupun sulit mencapainya. Selain itu, pemerintah juga mencari celah pada kuartal pertama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.