Sumber: Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro
Otoritas Moneter Singapura (MAS) membiarkan mata uang dollar Singapura melemah berdasarkan kebijakan per 30 Maret lalu. Langkah tersebut dalam upaya mendukung ekonomi yang bergantung pada perdagangan. MAS tidak menetapkan rate, tetapi mengelola mata uang terhadap mitra dagang utama sebagai alat kebijakan.
Nilai tukar nominal efektif dollar Singapura, yang menjadi fokus MAS, mulai Mei berada pada tingkat yang sama saat keputusan Maret. Hal ini menunjukkan masih ada ruang bagi mata uang tersebut untuk melemah lebih lanjut.
Baca Juga: Jepang akan tambah stimulus baru lebih dari US$ 929 miliar untuk menahan efek corona
Pasangan USD/SGD diperdagangkan 1,4222 pada Jumat (23/5) pukul 5:20 malam waktu setempat, atau naik lebih dari 1% ketimbang level terendahnya pada 30 April di posisi 1,4070. Kegagalan menembus level support membuka peluang untuk memacu lebih tinggi menuju level resistance tertinggi pada 6 April yakni di posisi 1,4417.
Namun, tekanan mata uang tersebut harus sedikit dikurangi karena ekonomi domestik mulai meningkat dan memungkinkan bagi Singapura untuk menggairahkan bisnis yang akan dibuka kembali pada 2 Juni.
Baca Juga: Wabah corona timbulkan ketidakpastian, China hilangkan target pertumbuhan ekonomi
Berikut adalah data dan kegiatan ekonomi utama Asia yang akan dirilis minggu ini:
Senin, 25 Mei: Tidak ada rilis ekonomi utama.
Selasa, 26 Mei: Produksi industri, CPI dan PDB Singapura di kuartal I 2020, neraca perdagangan Selandia Baru, indeks aktivitas seluruh industri Jepang, survei kepercayaan konsumen Korea Selatan.
Rabu, 27 Mei: Pekerjaan konstruksi Australia di kuartal I 2020, laporan stabilitas keuangan dan konferensi pers Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ), rilis keuntungan industri China, survei bisnis manufaktur/non-manufaktur Korea Selatan.
Kamis, 28 Mei: Belanja modal swasta Australia di kuartal I 2020, kepercayaan bisnis Selandia Baru, keputusan suku bunga Bank of Korea.
Jumat, 29 Mei: PDB India kuartal I 2020, kredit sektor swasta Australia, kepercayaan konsumen Selandia Baru, penjualan ritel, produksi industri, tingkat pengangguran, kepercayaan konsumen dan CPI Jepang, produksi industri Korea Selatan, neraca perdagangan dan neraca pembayaran Thailand.