kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonomi Pulih, Harga Emas Spot Koreksi 3,6% Sepanjang Tahun 2021


Sabtu, 01 Januari 2022 / 13:35 WIB
Ekonomi Pulih, Harga Emas Spot Koreksi 3,6% Sepanjang Tahun 2021


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas mengakhir tahun 2021 dengan penguatan. Namun, dengan level tersebut, emas menandai penurunan tahunan terbesar sejak tahun 2015.

Jumat (31/12), emas spot ditutup menguat 0,8% ke US$ 1.829,20 per ons troi. Ini adalah posisi tertinggi sejak 22 November silam, ketika emas sempat capai US$ 1.827,26 per ons troi.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2022 ditutup naik 0,8% menjadi US$ 1.828,60 per ons troi.

Kenaikan emas di perdagangan akhir tahun ini terjadi karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan koreksi pada bursa saham. Mengingat, investor bersiap menyambut tahun baru dan ancaman virus corona Omicron yang masih menghantui.

Walau begitu, harga emas sudah turun 3,6% sepanjang tahun 2021, karena pemulihan ekonomi global mendorong lebih banyak investor masuk ke aset berisiko dan membatasi minat untuk aset safe-haven seperti emas batangan.

Baca Juga: Harga Emas Menguat Tipis di Awal Perdagangan Akhir Tahun 2021

Menambah katalis ini adalah indikasi bahwa bank sentral akan mempercepat pengekangan pencetakan uang besar-besaran yang dipimpin pandemi untuk memulai ekonomi.

Meskipun emas batangan dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi yang biasanya dihasilkan dari stimulus yang meluas, kenaikan suku bunga akan diterjemahkan ke dalam biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas, yang tidak dikenakan bunga, dan mengangkat imbal hasil obligasi dan dolar AS.

"Dengan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang akan mencapai 2% pada tahun 2022 bersama dengan inflasi sementara, dan tentu saja suku bunga yang lebih tinggi, emas mungkin berada dalam pertempuran yang menurun," kata analis DailyFX, Warren Venketas.

The Fed diperkirakan akan melakukan tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2022 mendatang.

Sementara kekhawatiran tentang efek varian Omicron dapat mendukung emas, hasil yang lebih tinggi mungkin merusak daya tariknya, kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

Pada saat yang sama, "emas dapat melihat beberapa katalis untuk kenaikan substansial tahun depan, baik itu kesalahan kebijakan Fed, inflasi yang sangat tinggi, atau bahkan lonjakan ketegangan geopolitik."

Baca Juga: Reli Terhenti, Harga Minyak Menutup Tahun 2021 Dengan Pelemahan

Seperti emas, harga komoditas logam mulai lainnya pun terpukul pada tahun 2021. Di mana, perak ditutup di level US$ 23,30 per ons troi, atau koreksi lebih dari 11% pada tahun lalu. Ini menjadi kinerja terburuk perak dalam tujuh tahun terakhir.

Sementara itu, platinum ditutup di posisi US$ 965,10 per ons troi atau turun 9% sepanjang 2021. Setali tiga uang, paladium turun 3% menjadi US$ 1.906,27 per ons troi di hari terakhir 2021 dan menjadikannya penurunan tahunan terburuk sejak 2015.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×