Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perekonomian Singapura tumbuh 1,2% pada tahun 2023. Namun, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menekankan beratnya tantangan ke depan karena ketidakpastian geopolitik terus membebani perekonomian global.
Produk domestik bruto Singapura tahun depan diproyeksikan tumbuh sebesar 1% hingga 3% meskipun sebagian besar akan bergantung pada lingkungan eksternal.
“Untuk beberapa tahun ke depan, kita harus memperkirakan lingkungan eksternal akan kurang mendukung keamanan dan kesejahteraan kita,” kata Lee.
“Di kawasan kami sendiri, terdapat ketegangan dan risiko terkait klaim masing-masing di Laut Cina Selatan, dan karena situasi lintas Selat,” tambahnya.
Baca Juga: Manufaktur China Masih Tertekan, Stimulus dari Pemerintah Kian Diharapkan
Hal ini disebutnya dapat mempengaruhi kepercayaan di kawasan ini, dan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negaranya.
Lee mengatakan bahwa perubahan iklim juga akan berdampak pada perekonomian.
“Singapura perlu beradaptasi dan bersiap menghadapi kenaikan suhu dan permukaan air laut, serta mentransisikan perekonomian ke emisi karbon nol. Hal ini akan memakan banyak biaya dan tuntutan,” ungkap dia.
Lee mencatat bahwa meskipun resesi dapat dihindari tahun ini, namun masyarakat masih merasakan tekanan dari biaya hidup yang lebih tinggi.
“Pemerintah akan bekerja sama dengan dunia usaha untuk meningkatkan dan mengubah operasi mereka, dan dengan mitra tripartit kami untuk mendukung setiap warga Singapura untuk meningkatkan dan meningkatkan keterampilan mereka, sehingga semua orang dapat secara aktif mengejar karir mereka dan menjaga diri mereka tetap dapat bekerja dan kompetitif,” jelasnya.
Baca Juga: Korea Utara Akan Luncurkan Empat Satelit Mata-Mata Lagi pada Tahun 2024
Lee menambahkan bahwa pemerintah akan terus mendukung keluarga berpenghasilan rendah dan kelompok rentan untuk memungkinkan mereka hidup dengan tujuan dan bermartabat.
“Kami akan terus membangun perumahan umum yang terjangkau dan mudah diakses bagi warga Singapura, yang merupakan landasan dari perjanjian sosial kami,” katanya.