Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Selandia Baru merilis proyeksi fiskal terbaru yang menunjukkan anggaran negara belum akan kembali surplus dalam lima tahun ke depan.
Perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dinilai menahan upaya pemerintah dalam menjaga disiplin fiskal.
Dalam pembaruan ekonomi dan fiskal tengah tahunan yang dirilis Selasa (16/12/2025), pemerintah menyebut perekonomian Selandia Baru telah mengalami kontraksi dalam tiga dari lima kuartal terakhir.
Baca Juga: Trump Gugat BBC, Ajukan Ganti Rugi Senilai US$ 5 Miliar
Pemulihan ekonomi juga masih tertahan oleh lemahnya konsumsi domestik serta meningkatnya ketidakpastian global, termasuk terkait kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, pemerintah tetap optimistis ekonomi mulai menunjukkan tanda perbaikan. Data produk domestik bruto (PDB) kuartal III yang akan dirilis Kamis ini diperkirakan mencatat pertumbuhan.
Kementerian Keuangan Selandia Baru juga memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi akan membaik dalam 18 bulan ke depan.
“Dengan napas baru, ekonomi mulai bergerak naik. Namun pada saat yang sama, pemerintah tetap menjalankan pendekatan belanja yang sangat disiplin,” ujar Menteri Keuangan Selandia Baru, Nicola Willis, dalam konferensi pers di Wellington.
Sejak berkuasa pada akhir 2023, pemerintahan tengah-kanan Selandia Baru memang memperketat anggaran untuk memangkas belanja yang dinilai tidak efisien.
Baca Juga: Ford Hentikan Produksi Sejumlah Kendaraan Listrik, Catat Kerugian US$ 19,5 Miliar
Namun, sejumlah pengamat menilai kebijakan pengetatan fiskal tersebut justru berpotensi menekan ekonomi di tengah meningkatnya risiko eksternal.
Willis menegaskan kebijakan pengendalian belanja akan terus dilanjutkan. Ia menyebut sektor kesehatan, pendidikan, pertahanan, serta keamanan dan ketertiban hukum akan menjadi prioritas utama dalam anggaran baru yang dijadwalkan diumumkan pada Mei mendatang.
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran pada tahun fiskal berjalan mencapai NZ$16,93 miliar, lebih lebar dibandingkan proyeksi defisit NZ$15,60 miliar pada anggaran Mei lalu.
Bahkan, pemerintah tidak memperkirakan anggaran akan kembali surplus dalam lima tahun ke depan jika memperhitungkan biaya skema asuransi kecelakaan nasional.
Baca Juga: Trump Siapkan Gugatan ke BBC Terkait Editan Pidato Capitol 2021
Untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2030, defisit diperkirakan masih berada di kisaran NZ$60 juta.
“Proyeksinya memang sangat tipis, dan dengan revisi ke depan, surplus masih memungkinkan,” kata Willis.
Dari sisi pertumbuhan, PDB Selandia Baru diproyeksikan tumbuh 1,7% pada 12 bulan hingga Juni 2026, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,9%. Namun, pertumbuhan diperkirakan meningkat menjadi 3,4% pada tahun fiskal berikutnya.
Inflasi pada periode 2025/2026 diperkirakan berada di level 2,4%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,1%.
Sementara itu, rasio utang bersih terhadap PDB diproyeksikan mencapai puncak 46,9% pada tahun fiskal 2027/2028, sedikit lebih tinggi dari estimasi sebelumnya sebesar 46,0%.
Willis menambahkan, seiring membaiknya sejumlah indikator terbaru, Kementerian Keuangan kini memperkirakan ekonomi Selandia Baru tumbuh 0,9% pada kuartal III tahun ini.













