Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perusahaan transportasi online Grab akan mendapat suntikan pendanaan dari Bank MUFG Jepang dan perusahaan layanan Teknologi Informasi (TI) TIS Inc sebesar US$ 856 juta. Pendanaan tersebut untuk mendukung Grab berkembang secara agresif ke dalam jasa keuangan.
Adapun MUFG telah setuju untuk berinvestasi sebesar US$ 706 juta. "Investasi MUFG ke Grab adalah mosi percaya dalam strategi aplikasi kami dan kemampuan kami untuk membangun bisnis jangka panjang yang berkelanjutan," Ming Maa, Presiden Grab seperti dikutip Rabu (26/2).
Baca Juga: Kasus virus corona baru di Jerman, satu orang pasien dalam kondisi kritis
Grab, yang didukung oleh SoftBank Group Corp, mengatakan akan menggunakan pendanaan itu untuk meluncurkan produk dan layanan pinjaman, asuransi, serta manajemen kekayaan bagi konsumen di Asia Tenggara dan perusahaan kecil dan menengah.
Wakil presiden MUFG Hironori Kamezawa mengatakan, pihaknya akan menggabungkan teknologi canggih Grab dan keahlian manajemen datanya dengan pengalaman keuangan bank terbesar di Jepang ini. Dia percaya bahwa aliansi tersebut juga akan menghasilkan momentum tambahan untuk transformasi digital MUFG yang akan berkelanjutan.
Mengingat lingkungan suku bunga rendah di dalam negeri, MUFG Jepang telah berfokus pada peningkatan bisnis Asia Tenggara dengan mengakuisisi saham di beberapa pemberi pinjaman di wilayah tersebut.
"Kemajuan Jepang dalam digitalisasi perbankan dan fintech lainnya tertinggal dari negara maju lainnya," kata Associate Director S&P Global Ratings Shoki Nagano dalam sebuah riset.
Baca Juga: Seorang tentara AS di Korea Selatan terinfeksi virus corona
Menurut Shoki, bank harus melakukan investasi yang cukup dalam teknologi baru, membangun manajemen yang fleksibel dan adaptif yang cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
Sementara TIS Inc yang merupakan bagian dari TIS INTEC Group akan menginvestasikan sebesar US$ 150 juta.
Grab dan saingannya yang berbasis di Indonesia, Go-Jek, berevolusi dari operator aplikasi tumpangan transportasi menjadi toko serba ada dengan menawarkan berbagai layanan seperti pembayaran, pinjaman, pengiriman makanan, logistik, dan pemesanan hotel di Asia Tenggara.
Baca Juga: Efek virus corona, negara-negara Asia kompak bersiap melebarkan defisit anggaran
Di Singapura, Grab telah bekerja sama dengan Singapore Telecommunications Ltd (Singtel) dan mengajukan permohonan lisensi perbankan online di negara tersebut.
Pada Senin (26/2), ada informasi yang beredar bahwa Grab dan Gojek sedang mendiskusikan merger. Namun, Gojek dalam pernyataan menegaskan tidak ada rencana untuk merger dan menyebut laporan media baru-baru ini mengenai adanya diskusi merger itu tidak akurat. Sementara Grab menolak berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters.