Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Tarif balasan China terhadap Amerika Serikat (AS) dapat menyebabkan ekspor minyak menurun pada tahun 2025. Ini untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19, setelah AS mencapai pertumbuhan di level puncaknya tahun lalu.
Tahun lalu, ekspor minyak mentah AS telah melonjak lebih 10 kali lipat dari level di 2015. Ini telah membantu AS menjadi eksportir terbesar ketiga di dunia, setelah Arab Saudi dan Rusia.
Penjualan minyak AS ini juga mengurangi dampak global dari pemotongan produksi oleh OPEC+. Menurut data pelacakan kapal dari Kpler, pembelian minyak AS oleh China telah berkurang dalam beberapa tahun karena Rusia dan Iran memberi banyak diskon.
Pembelian China atas minyak AS mencapai 166.000 barel per hari pada 2024, atau berkontribusi 5% dari seluruh ekspor minyak mentah AS tahun lalu. Perusahaan AS juga membatasi produksi karena kekhawatiran permintaan global. Tahun lalu, ekspor minyak AS rata-rata 3,8 juta barel per hari.