kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Ekspor Minyak Mentah Arab Saudi ke China Capai Level Tertinggi Dalam Dua Tahun


Jumat, 11 Juli 2025 / 12:31 WIB
Ekspor Minyak Mentah Arab Saudi ke China Capai Level Tertinggi Dalam Dua Tahun
ILUSTRASI. A 3D printed natural gas pipeline is placed in front of displayed Saudi Aramco logo in this illustration taken February 8, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ekspor minyak mentah Arab Saudi ke China akan melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada Agustus 2025. Menurut lima sumber perdagangan yang dikutip Reuters pada Jumat (11/7), langkah ini mencerminkan upaya eksportir minyak terbesar dunia tersebut untuk merebut kembali pangsa pasar di negara importir minyak terbesar dunia.

Perusahaan minyak negara Saudi Aramco akan mengirimkan sekitar 51 juta barel minyak ke China pada Agustus atau setara dengan 1,65 juta barel per hari (bph). Angka ini naik sekitar 4 juta barel dibandingkan volume alokasi pada Juli, dan menjadi yang tertinggi sejak April 2023, menurut data Reuters dan perusahaan pelacakan energi Kpler.

Refiner milik negara China, Sinopec, disebut sebagai salah satu pembeli utama tambahan pasokan ini. Kilang terbesar di Asia, Sinopec tengah meningkatkan kapasitas produksinya setelah menyelesaikan perawatan sejumlah fasilitas pada kuartal kedua.

Baca Juga: Geopolitik Timur Tengah Memanas, ICP Juni Melonjak Jadi US$ 69,33 Per Barel

Alokasi untuk kilang-kilang China lainnya dilaporkan tetap sama seperti bulan sebelumnya.

Peningkatan ekspor ini terjadi bersamaan dengan keputusan Saudi Aramco untuk menaikkan harga minyak untuk pembeli Asia dan Eropa pada Agustus lebih dari US$ 1 per barel. Langkah itu diambil karena permintaan dalam negeri Saudi diperkirakan meningkat, sementara konsumsi di China juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Sementara itu, refiner Asia telah meminta tambahan pasokan minyak untuk pengiriman Agustus dan September dari produsen Timur Tengah, setelah premi pasar spot melonjak pada Juni akibat konflik antara Iran dan Israel.

Kenaikan pasokan ke China juga berkaitan dengan keputusan OPEC+, aliansi negara-negara produsen minyak termasuk Arab Saudi dan Rusia yang baru-baru ini menyepakati untuk meningkatkan produksi sebesar 548.000 bph mulai Agustus, seiring pelonggaran pemangkasan produksi sukarela yang diterapkan sebelumnya.

Saudi Aramco dan Sinopec belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini.




TERBARU

[X]
×