Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ekspor domestik nonmigas (non-oil domestic exports/NODX) Singapura melonjak 6,9% pada September dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jauh lebih kuat dari perkiraan pasar, didorong oleh lonjakan pengiriman produk elektronik.
Kenaikan ekspor tersebut berbanding terbalik dengan proyeksi para ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan kontraksi sebesar 2,1%, serta membalikkan penurunan tajam 11,5% pada Agustus.
Baca Juga: UBS Perketat Pengawasan Dana Nasabah dari Hong Kong dan Singapura
Menurut lembaga pemerintah Enterprise Singapore, pertumbuhan ekspor terbesar tercatat ke Hong Kong, Taiwan, dan China.
Sementara pengiriman ke Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Indonesia justru menurun. Diketahui, ekspor Singapura ke AS kini dikenakan tarif sebesar 10% oleh Washington.
Ekspor Singapura ke AS turun 9,9% secara tahunan pada September, menyusul penurunan tajam 29,1% pada Agustus.
Meski perekonomian Negeri Singa menunjukkan kinerja lebih baik dari perkiraan pada paruh pertama tahun ini berkat percepatan ekspor dan produksi guna menghindari tarif AS, otoritas memperingatkan bahwa pertumbuhan kemungkinan akan melambat pada paruh kedua.
Enterprise Singapore memproyeksikan pertumbuhan ekspor nonmigas sepanjang tahun ini berada di kisaran 1% hingga 3%, dengan pandangan bahwa momentum ekspor dapat melemah di paruh kedua 2025.
Baca Juga: Singapura Ajukan RUU untuk Lindungi Korban Kekerasan dan Pelecehan Daring
Selain tekanan dari kebijakan tarif AS terhadap produk elektronik, Singapura juga bersiap menghadapi dampak tarif sektoral baru yang diberlakukan Washington, termasuk pada ekspor farmasi yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada September lalu.
Gan Siow Huang, Menteri Negara Bidang Perdagangan Singapura, mengatakan pada Selasa (14/10) bahwa penerapan tarif farmasi tersebut telah ditunda untuk memberi waktu bagi perusahaan-perusahaan menegosiasikan kemungkinan pengecualian tarif dengan pemerintah AS.