Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Ekspor Thailand yang telah melalui proses kepabeanan meningkat 7,1% pada November dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut Kementerian Perdagangan Thailand pada Kamis. Namun, capaian tersebut masih berada di bawah perkiraan analis.
Kenaikan ekspor November lebih rendah dari proyeksi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 8,25% secara tahunan. Angka ini juga mengikuti pertumbuhan ekspor 5,7% pada Oktober.
Secara kumulatif selama periode Januari hingga November, ekspor Thailand tumbuh 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian Perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekspor sepanjang 2025 akan berada di kisaran 11,6% hingga 12,1%.
Baca Juga: Nvidia Dikabarkan Akan Mengakuisisi Groq Senilai US$ 20 Miliar, Perkuat Chip AI
Sementara itu, impor pada November melonjak 17,6% secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan sebesar 14%. Lonjakan impor tersebut menyebabkan defisit neraca perdagangan sebesar US$2,73 miliar pada November, lebih lebar dibandingkan perkiraan defisit sebesar US$1,12 miliar.
Amerika Serikat memberlakukan tarif sebesar 19% terhadap barang impor dari Thailand, sejalan dengan kebijakan tarif yang dikenakan terhadap negara-negara lain di kawasan.
Pada November, ekspor Thailand ke Amerika Serikat pasar terbesar negara tersebut melonjak 37,9% dibandingkan tahun lalu. Sebaliknya, pengiriman ke China justru turun 7,8%.
Kementerian Perdagangan menyatakan penguatan nilai tukar baht memberikan tekanan terhadap ekspor, khususnya produk makanan dan pertanian.
Sepanjang tahun ini, baht telah menguat 10,4% terhadap dolar AS, menjadikannya mata uang dengan kinerja terbaik kedua di Asia.













