Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - HANOI. Ekspor Vietnam mengalami kontraksi untuk bulan keempat sepanjang tahun ini. Melansir Bloomberg, Senin (29/5), menurut data yang dirilis Kantor Statistik Umum Vietnam, ekspor turun 5,9% pada Mei 2023, sedangkan impor menyusut 18,4%.
Adapun angka itu menandakan ekspor terlihat lebih baik dari survei Bloomberg yang memperkirakan penurunan sebesar 10,3%. Sementara itu, performa impor terlihat lebih buruk daripada yang diperkirakan.
Inflasi umum pada Mei 2023 tercatat meningkat 2,43% dari tahun lalu. Hal itu menandakan level terendah dalam 14 bulan terakhir. Sementara itu, inflasi inti berada di kisaran 4,54%.
Adapun penurunan ekspor disebabkan ketidakpastian perdagangan global yang menganggu pengiriman ke pusat-pusat manufaktur di Singapura dan Taiwan.
Baca Juga: Vietnam Tuntut Kapal China Agar Segera Hengkang dari Zona Ekonomi Eksklusifnya
Selain itu, melemahnya permintaan dunia dan efek yang lebih kecil dari perkiraan terkait pembukaan kembali ekonomi China. Inflasi yang melambat juga telah memberikan ruang bagi bank sentral Vietnam untuk mengurangi biaya pinjaman demi mendukung bisnis, termasuk para pengembang dan membantu memacu aktivitas ekonomi.
Adapun Bank Negara Vietnam telah memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali di tahun ini.
Adapun Wakil Menteri Perencanaan dan Investasi Tran Quoc Phuong mengatakan target pertumbuhan ekonomi Vietnam sebesar 6,5% pada 2023 sebagai tantangan. Dia pun tak memungkiri Vietnam akan terus menghadapi tekanan perdagangan selama sisa tahun ini.
Di sisi lain, sektor pengolahan dan manufaktur Vietnam pada kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan yang signifikan karena mitra dagang, seperti AS, Uni Eropa, dan Jepang berperang dengan perlambatan ekonomi dan penurunan permintaan.
Sementara itu, bank sentral telah berjanji untuk terus menekan para pemberi pinjaman untuk menurunkan suku bunga pinjaman untuk membantu menstimulasi perekonomian.
Baca Juga: Vietnam Berencana Pangkas Volume Ekspor Beras Tahunan hingga 44% pada Tahun 2030