Sumber: CoinDesk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Elon Musk kembali membuat gebrakan. Bos X (sebelumnya Twitter) ini mengumumkan peluncuran aplikasi pesan instan baru bernama XChat pada Minggu (1/6).
Namun, klaim bahwa XChat menggunakan “enkripsi gaya Bitcoin” langsung menuai keraguan dari komunitas teknologi dan kripto.
Baca Juga: Diduga Gunakan Narkoba, Ini Penjelasan Elon Musk
Musk menyebut XChat dibangun dengan bahasa pemrograman Rust dan menawarkan fitur end-to-end encryption, pesan yang bisa menghilang, serta kemampuan mengirim berbagai format file tanpa nomor telepon, lintas platform.
Namun, para pakar menilai klaim “Bitcoin-style encryption” justru menyesatkan.
Ian Miers, Asisten Profesor Ilmu Komputer di University of Maryland menyebut bahwa Bitcoin tidak menggunakan enkripsi untuk transaksi, melainkan tanda tangan digital.
“Ini seperti mengatakan kita menjalankan roket dengan air karena NASA menggunakan Hidrogen dan Oksigen,” sindir Miers dalam unggahannya di X.
Baca Juga: Michael Saylor Ajak Joe Rogan Ngobrol Soal Bitcoin: “Let’s Talk About Bitcoin”
Sebagai informasi, data pada jaringan Bitcoin justru tidak dienkripsi. Setiap node dapat membaca data transaksi secara terbuka dan berinteraksi tanpa saling mengenal.
Ini sangat berbeda dengan sistem pesan privat yang mengandalkan enkripsi penuh untuk menjaga kerahasiaan data.
Miers juga mengkritisi penggunaan istilah “Rust” dan “gaya Bitcoin” yang tidak menunjukkan skema keamanan yang jelas.
“Kecuali pesan hanya bisa dibaca di aplikasi, kemungkinan besar Rust bukan satu-satunya faktor. Dan klaim ‘gaya Bitcoin’ tidak punya makna dalam konteks keamanan pesan,” jelasnya.
Baca Juga: Bitcoin Cetak Rekor di Bulan Mei, Begini Saran Perencana Keuangan
Dari sisi pasar, peluncuran XChat juga tidak memberikan efek positif pada Bitcoin.
Harga BTC terpantau datar di sekitar US$105.000, setelah melemah lebih dari 3% dalam sepekan terakhir, menurut data CoinDesk.