Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Pihak keamanan Irak pada hari Selasa (17/11) melaporkan bahwa empat unit roket Katyusha menghantam Zona Hijau yang berada di Baghdad. Dugaan sementara menyebut roket tersebut menyerang kedutaan AS.
Zona Hijau yang ada di Baghdad merupakan tempat aman yang diisi oleh gedung-gedung pemerintah dan pusat kontrol misi asing.
Reuters melaporkan bahwa dari empat roket yang mendarat, beberapa di antaranya mendarat di sekitar gedung-gedung tadi.
Baca Juga: Warga Arab pesimistis kebijakan AS di Timur Tengah bakal berubah usai Biden menang
Militer Irak menyatakan bahwa tujuh roket Katyusha ditembakkan, empat jatuh di dalam Zona Hijau dan tiga di luar. Serangan ini menewaskan seorang anak dan melukai lima orang.
Pihak militer juga mengatakan sebelumnya bahwa empat roket ditembakkan dari distrik timur ibu kota, namun tidak memberikan detail lebih lanjut.
Sebuah rekaman yang dirilis pihak militer menunjukkan peluncur roket dipasang di bagian belakang truk mini yang dibakar.
Para pejabat AS menyalahkan milisi yang didukung Iran atas insiden tersebut. Mereka mengecam serangan roket rutin terhadap fasilitas AS di Irak. Di sisi lain, tidak ada satu pun kelompok dari Iran yang mengklaim bertanggung jawab.
Baca Juga: Susul Rusia, Turki segera kirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Azerbaijan
Pada bulan Oktober lalu, sejumlah kelompok milisi Irak yang didukung Iran mengumumkan telah menangguhkan serangan roket terhadap pasukan AS, dengan syarat bahwa pemerintah Irak memberikan jadwal untuk penarikan pasukan AS.
Juru bicara Kataib Hezbollah, salah satu kelompok milisi paling kuat yang didukung Iran di Irak, mengatakan kelompok itu tidak memberikan tenggat waktu yang ditentukan. Tapi jika pasukan AS memaksa untuk tetap ada di sana, maka mereka akan terus melancarkan serangan.
Pengumuman penangguhan serangan bulan Oktober dikeluarkan menyusul keputusan pemerintahan Trump yang perlahan menarik sekitar 5.000 tentaranya dari Irak.
AS bahkan mengancam akan menutup kedutaannya jika pemerintah Irak tidak bisa mengendalikan milisi yang berpihak pada Iran.