Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya selama enam bulan berturut-turut di bulan Februari 2023. Berkat bunga yang rendah, belakangan ekonomi China menunjukkan lebih banyak tanda pemulihan dari kemerosotan yang disebabkan pandemi.
Sejumlah data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan baru-baru ini menunjukkan aktivitas ekonomi pulih karena China keluar dari strategi nol-COVID yang ketat pada bulan Desember 2022 dan beralih ke sikap kebijakan pro-pertumbuhan.
Bank sentral China atau People Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun di level 3,65%. Sedangkan suku bunga dasar kredit lima tahun tidak berubah di level 4,30%.
"Kami berharap PBOC tetap akomodatif pada paruh pertama tahun ini, tetapi hanya melalui tindakan terkait likuiditas, bukan penurunan suku bunga," kata analis di Barclays dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Tersulut Kenaikan Permintaan Bank Sentral, Harga Emas Diproyeksi Cetak Rekor Baru
Tidak seperti Amerika Serikat (AS) dan UE, analis Barclays menyebut, China tetap menjadi outlier dalam kebijakan moneter, dengan inflasi yang masih jinak dan pemulihan tetapi aktivitas yang masih lemah menciptakan ruang bagi PBOC untuk tetap akomodatif di paruh pertama.
Dalam jajak pendapat dari 27 pengamat pasar, 21 orang diantaranya atau 78% memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga pinjaman China.
Pinjaman bank baru di China melonjak lebih dari yang diperkirakan ke rekor 4,9 triliun yuan pada Januari 2023 karena bank sentral berupaya memulai pemulihan.
Sementara, harga rumah baru naik untuk pertama kalinya dalam setahun, karena Beijing meningkatkan dukungan untuk sektor properti yang menyumbang seperempat dari ekonomi domestik.
Pelaku pasar juga mengatakan keputusan bunga acuan pinjaman itu sesuai ekspektasi, karena PBOC menggenjot suntikan likuiditas jangka menengah, menggulirkan pinjaman kebijakan yang jatuh tempo minggu lalu sambil mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Terlepas dari momentum pemulihan, beberapa analis memperkirakan suku bunga akan turun setelah pertemuan parlemen tahunan China di bulan Maret, ketika pemerintah mengumumkan target pertumbuhan utama untuk tahun ini.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Bergerak Tipis di Perdagangan Awal Pekan