kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.549   -13,00   -0,08%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Eropa di Ambang Perpecahan, UE Lunakkan Aturan Sanksi Embargo Minyak Rusia


Senin, 02 Mei 2022 / 23:29 WIB
Eropa di Ambang Perpecahan, UE Lunakkan Aturan Sanksi Embargo Minyak Rusia
ILUSTRASI. Kapal tanker minyak berbendara Rusia, Pegas, terlihat di pelabuhan di Marmara Ereglisi, bagian barat Turki, 16 Januari 2022. REUTERS/Yoruk Isik


Sumber: Reuters | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Soal sanksi embargo minyak asal Rusia membuat Eropa sedang terpecah. Karena sanksi untuk membeli minyak dari Rusia bisa mengerek negara di benua biru krisis energi hingga resesi.  

Sebelumnya Rusia memang terus menekan negara Eropa untuk membayar dalam mata uang rubel dalam transaksi minyak. Hal ini membuat Uni Eropa berang. 

Namun bukannya membahas perlawanan ke Rusia,  Uni Eropa sedang mempertimbangkan aturan terbaru soal larangan ekspor minyak asal negara bekas Uni Sovyet itu.

Komisi Uni Eropa bakalan memasukkan klausul pengecualian larangan itu terhadap negara yang sedang waspada soal krisis energi. Komisi dapat menawarkan Hungaria dan Slovakia pengecualian atau masa transisi yang panjang - dengan larangan keseluruhan kemungkinan akan bertahap pada akhir tahun, kata para pejabat, Senin.

Baik Hungaria dan Slovakia sangat bergantung pada minyak mentah Rusia. Nah, sebelumnya Hungaria memang telah mengatakan akan menentang sanksi energi karena ketergantungan mereka.

Komisi Eropa diperkirakan akan mengusulkan paket keenam sanksi UE minggu ini terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, termasuk embargo pembelian minyak Rusia.

Namun alih-alih, sanksi ini bakalan mengurangi devisa negara Rusia, sejauh ini malahan telah memecah belah negara Eropa.  

Nah, untuk menjaga agar blok 27 negara tetap bersatu, memang UE bakalan lebih fleksibel soal beleid baru soal larangan ini.

Perlawanan dari negara terhadap embargo minyak memang tampaknya memudar menjelang pertemuan pada hari Rabu ketika para duta besar akan membahas sanksi.

Menteri iklim dan energi Austria Leonore Gewessler mengatakan Wina akan menyetujui sanksi minyak jika negara lain melakukannya.

Namun asal tahu saja, negara-negara Uni Eropa memang telah membayar lebih dari 46 miliar euro ($ 47,43 miliar) ke Rusia untuk gas dan minyak sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut organisasi penelitian Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Menteri energi Uni Eropa juga akan berusaha pada hari Senin untuk membentuk tanggapan bersama terhadap permintaan Rusia agar negara-negara secara efektif membayar gas dalam rubel, setelah Rusia memotong pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia pekan lalu karena meminta keduanya membayar dalam mata uang Rubel.

Bulgaria dan Polandia telah merencanakan untuk berhenti menggunakan gas Rusia tahun ini dan mengatakan mereka dapat mengatasi pemutusan, tetapi langkah itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara Uni Eropa lainnya bisa menjadi yang berikutnya.

"Permintaan Rusia atas pembayaran dalam rubel adalah upaya nyata untuk memecah Uni Eropa. Jadi kita harus menanggapi dalam persatuan dan solidaritas," kata komisaris energi UE Kadri Simson saat tiba di pertemuan itu, seraya menambahkan bahwa para menteri akan membahas rencana darurat untuk pasokan gas.

Namun analis sendiri menyebutkan memang jika benar negara Eropa menghentikan minyak dari Rusia maka bisa ada ancaman resesi. Negara-negara termasuk Jerman ke dalam resesi dan memerlukan tindakan darurat seperti penutupan pabrik untuk mengatasinya, menurut para analis.

Dengan banyak perusahaan Eropa menghadapi tenggat waktu pembayaran gas akhir bulan ini, negara-negara Uni Eropa berusaha untuk mengklarifikasi apakah perusahaan dapat terus membeli bahan bakar tanpa melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Sebelumnya Rusia mengatakan pembeli gas asing harus menyetor euro atau dolar ke rekening di bank swasta Rusia Gazprombank, yang akan mengubahnya menjadi rubel.

Komisi bulan lalu mengatakan kepada negara-negara bahwa mematuhi skema Rusia dapat melanggar sanksi UE. Tetapi juga mengatakan negara-negara dapat melakukan pembayaran yang sesuai dengan sanksi jika mereka menyatakan pembayaran selesai setelah dilakukan dalam euro dan sebelum dikonversi menjadi rubel.

Pada pertemuan persiapan pada hari Senin menjelang pembicaraan para menteri, Polandia mengatakan menggunakan skema pembayaran rubel Moskow akan melanggar sanksi, dan meminta Komisi untuk memperjelas hal ini, kata para pejabat. Bulgaria juga menolak untuk terlibat dengan skema Rusia sebelum Moskow memotong pasokan gasnya.

Sementara itu, Jerman telah menggemakan solusi Komisi untuk mengizinkan perusahaan membayar dan Hungaria mengatakan pembeli dapat terlibat dengan mekanisme Rusia.

Meski Jerman menyebutkan mereka sudah siap dengan segala risiko jika harus mengentikan membeli minyak dari Rusia



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×