Sumber: Reuters | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -ROMA. Harga pangan dunia naik pada bulan Oktober 2020. Ini adalah kenaikan untuk bulan kelima berturut-turut. Kenaikan harga terjadi di semua jenis pangan. Adalah pandemi corona atau Covid-19 menjadi pemicu kenaiakan harga pangan global.
Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organizatin (FOA) mencatat, indeks harga pangan yang mengukur perubahan harga secara bulanan untuk sekeranjang sereal, minyak sayur, produk susu, daging dan gula, rata-rata sebesar 100,9 poin bulan lalu, tertinggi sejak Januari.
Angka ini juga lebih tinggi dari indeks harga pangan pada bulan September yang sebesar 97,9.
Baca Juga: Setelah Salim, giliran Sinarmas Grup masuk bisnis gula di Brasil lewat Golden Agri
Berbasis di Roma, Italia, organisasi pangan yang ada di bawah PBB ini juga menyatakan bahwa panen sereal di seluruh dunia masih dalam track yakni mencapai rekor tahunan sepanjang tahun 2020, meski FAO harus memangkas prediksinya dari perkiraan sebelumnya yakni hampir 13 juta ton. Ini mencerminkan ekspektasi yang lebih tendah atas output produksi biji-bijian sereal global.
Pada Oktober 2020, indeks harga sereal melonjak 7,2% dari indeks September atau sekitar 16,5% di atas nilainya setahun sebelumnya.
Namun, terlepas dari penurunan ini, FAO masih mengharapkan ada rekor panen sereal tahun ini sebesar 2,75 miliar ton, naik 1,6% dari level 2019.
Perkiraan stok sereal dunia pada penutupan musim pada tahun 2021 adalah 876 juta ton, turun 13,6 juta ton dari perkiraan sebelumnya yang diposting bulan lalu.
Perkiraan pemanfaatan sereal dunia pada tahun 2020/21 sebesar 2,745 miliar ton, naik 1,9% dari level 2019/20.
Sementara harga ekspor gandum naik lebih tinggi di tengah menyusutnya pasokan, sementara harga jagung mencapai level tertinggi dalam enam tahun, terangkat oleh permintaan yang kuat dari China.
Prospek tanaman gandum musim dingin 2021, yang sudah ditanam di belahan bumi utara, umumnya kuat, mencerminkan ekspektasi peningkatan penanaman sebagai tanggapan atas harga yang lebih tinggi di beberapa negara produsen utama, terutama di UE," kata FAO, seperti dalam peryataan resminya (5/11)
Harga jelai pakan dan sorgum juga naik, sedangkan beras, sebaliknya, menyentuh posisi terendah dalam 7 bulan.
Harga gula rata-rata juga melonjak 7,6% dari September dan naik sebesar 9,3% sepanjang tahun 2020, terutama didorong oleh prospek produksi gula yang lebih rendah di Brasil dan India, dua negara penghasil gula terbesar karena curah hujan di bawah rata-rata.
Indeks produk susu naik 2,2% di Oktober, dengan semua segmen sektor mencatat kenaikan, terutama keju.
Indeks harga minyak nabati juga naik 1,8% dari September, sebagian besar berkat penguatan harga minyak sawit dan kedelai, sementara komponen minyak rapeseed turun karena ketidakpastian atas permintaan di dalam Uni Eropa.
Yang berbeda adalah indeks daging melawan tren kenaikan yang menurun secara bulanan sebesar 0,5%, penurunan bulanan kesembilan sejak Januari, dan penurunan sebesar 10,7% secara tahunan.
“Penurunan untuk daging babi sekali lagi turun, menyusul China yang melarang impor dari Jerman, menyusul temuan adanya demam babi Afrika di ekonomi terbesar Eropa,” tulis FAO dalam peryataannya, seperti dikutip dari Reuters, (5/11).