kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fasilitas minyak Arab Saudi diserang, warga Amerika Serikat yang paling terpukul


Senin, 16 September 2019 / 13:31 WIB
Fasilitas minyak Arab Saudi diserang, warga Amerika Serikat yang paling terpukul
Ledakan di kilang minyak Aramco, Abqaiq, Arab Saudi (14/9/2019).


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Para pengendara mobil di Amerika Serikat (AS) yang paling mungkin merasakan pukulan dari kenaikan harga setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi yang menyumbang hampir setengah dari semua impor minyak mentah AS dari Arab Saudi.

Serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada Sabtu (14/9) menghancurkan lebih dari 5% dari pasokan minyak global dan membuat harga minyak melonjak hingga 20%.

Harga bensin eceran di AS kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena harga bensin berjangka melonjak lebih dari 10% pada perdagangan Minggu (15/9), kata para analis. Harga rata-rata nasional untuk bensin reguler saat ini sebesdar US $ 2,57 per galon.

Baca Juga: Harga minyak dunia memanas lebih dari 8%

Namun, pengendara mobil di California, sekitar 8.000 mil (13.000 km) jauhnya dari Arab Saudi, bisa dihantam paling keras. Kilang di negara bagian itu sangat bergantung pada impor untuk pasokan karena lokasinya yang terisolasi dan kurangnya pipa untuk menghubungkannya dengan negara-negara bagian kaya minyak seperti Texas.

Arab Saudi mengekspor lebih dari 7 juta barel minyak mentah setiap hari, sebagian besar ke Asia. Tetapi sekitar 47% dikirimkan ke Pantai Barat Amerika Serikat.

Untuk 12 bulan yang berakhir pada Juni 2019, Pantai Barat AS mengimpor rata-rata 11,40 juta barel setiap bulan minyak mentah Saudi, sebagian besar dikirim ke sejumlah kilang yang berbasis di California, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.

"Saya benar-benar berpikir kemungkinan bahwa Pantai Barat akan melihat lebih banyak dampak penetapan harga daripada wilayah lain karena mereka lebih terikat pada impor Saudi," kata Patrick DeHaan, Kepala Analisis Perminyakan GasBuddy seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Trump: AS siap menembak, membalas serangan terhadap Saudi

Arab Saudi menyumbang sekitar 37% dari total impor minyak asing California pada 2018, menurut data Komisi Energi California.

"Arab Saudi selalu berusaha menggambarkan dirinya sebagai pemasok minyak mentah yang dapat diandalkan ke pasar dan untuk alasan ini kami pikir mereka akan memilih memasok pasar ekspor untuk minyak mentah terlebih dahulu dari produk," kata Robert Campbell, Kepala Penelitian Produk Minyak di Energy Aspek.

Di antara pembeli terbesar minyak mentah Arab Saudi adalah kilang Chevron Corp di Richmond, California sebanyak 245.000 barel per hari (bpd) dan kilang El Segundo di California sebesar 269.000 barel per hari.

Baca Juga: Harga minyak melejit, normalisasi pasokan perlu waktu berminggu-minggu

Seorang juru bicara Chevron mengatakan kepada Reuters, sumber minyak mentah Chevron dari "banyak pemasok global," dan mereka akan "mengambil tindakan yang diperlukan untuk terus memenuhi kebutuhan pasar."

Amerika Serikat memiliki lebih dari 640 juta barel cadangan minyak yang dapat mengimbangi pasokan yang lebih ketat sebagai akibat dari serangan fasilitas minyak Arab Saudi.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mengizinkan pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis jika diperlukan dalam jumlah yang akan ditentukan.

Baca Juga: Duh, harga minyak mentah melonjak lebih dari 15% pasca serangan ke fasilitas Aramco

"Saya belum berpikir daerah mana pun akan melihat 'lonjakan' harga karena serangan itu. Tetapi tentu bisa terjadi jika produksi Arab Saudi tidak kembali ke 90% dari normal dengan sangat cepat," kata DeHaan.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×