Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Putin, yang bertanggung jawab atas kekuatan nuklir terbesar di dunia, menandatangani undang-undang November lalu yang mencabut ratifikasi Rusia atas perjanjian global yang melarang uji senjata nuklir.
Ini sebuah langkah yang menurutnya dirancang untuk menyelaraskan Rusia dengan Amerika Serikat, yang menandatangani tetapi tidak pernah meratifikasi perjanjian tersebut.
Diplomat Rusia mengatakan saat itu bahwa Moskow tidak akan melanjutkan pengujian nuklir kecuali Washington melakukannya.
Putin mengatakan pada bulan Juni Rusia dapat menguji senjata nuklir "jika perlu", tetapi tidak melihat perlunya melakukannya saat ini.
Amerika Serikat terakhir kali menguji pada tahun 1992. Hanya Korea Utara yang telah melakukan uji coba yang melibatkan ledakan nuklir abad ini.
Seorang anggota senior lembaga pemikir Rusia menyarankan pada bulan Mei agar Moskow mempertimbangkan ledakan nuklir "demonstratif" untuk menakut-nakuti Barat.
Baca Juga: Peringatan Vladimir Putin: AS Jangan Coba Mengalahkan Moskow di Asia
Dalam sebuah artikel untuk Profil, sebuah majalah bisnis, Dmitry Suslov mengatakan Rusia perlu bertindak untuk mencegah Barat melewati batas merah.
"Dampak politik dan psikologis dari awan jamur nuklir, yang akan ditayangkan langsung di semua saluran TV di seluruh dunia, diharapkan akan mengingatkan politisi Barat tentang satu hal yang telah mencegah perang antara negara-negara besar sejak 1945 dan yang kini sebagian besar telah hilang - ketakutan akan perang nuklir," tulis Suslov.