kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Filipina mendukung program pengadaan kapal selam nuklir Australia demi melawan China


Selasa, 21 September 2021 / 14:23 WIB
Filipina mendukung program pengadaan kapal selam nuklir Australia demi melawan China
ILUSTRASI. Tentara Filipina berdiri di dekat bendera Filipina di pulau Thitu di Laut Cina Selatan yang disengketakan 21 April 2017. REUTERS/Erik De Castro


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Filipina dengan tegas mendukung upaya Australia untuk mendatangkan kapal selam nuklir melalui pakta pertahanan dengan Amerika Serikat dan Inggris. Program ini diharapkan bisa menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, dalam pernyataannya hari Selasa (21/9), mengatakan bahwa program kerjasama antara Australia, Inggis, dan AS (AUKUS) tersebut harus bisa memulihkan dan menjaga keseimbangan, bukan justru mengacaukannya.

"Tanpa kehadiran senjata nuklir yang sebenarnya, langkah AUKUS tidak akan melanggar perjanjian 1995 untuk menjauhkan senjata nuklir dari Asia Tenggara," ungkap Locsin, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Korea Utara: Kapal selam Australia bisa memicu perlombaan senjata nuklir

Sikap Filipina ini sedikit berbeda dengan negara tetangganya seperti Indonesia dan Malaysia, yang mengaku cukup khawatir mengenai hadirnya kapal selam tenaga nuklir di tengah persaingan negara adidaya yang terus berkembang di Asia Tenggara.

Negara-negara Asia Tenggara sangat direpotkan dengan agresivitas China di Laut China Selatan. Belum lagi kehadiran militer AS yang terus membuat suasana semakin panas. 

AS yang juga merupakan sekutu Filipina, secara teratur melakukan operasi "kebebasan navigasi" yang selalu membuat China marah.

Hubungan dekat Filipina dengan China ada di ujung tanduk setelah pada bulan Mei lalu China mengirim ratusan kapal milisi maritim di dalam zona ekonomi eksklusifnya. Sejak saat itu, Filipina cenderung lebih dekat dengan AS dan sekutu Barat lainnya.

Baca Juga: Tanggapi pakta pertahanan AS dkk, China: Mereka punya mental Perang Dingin


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×