kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Filipina selidiki laporan ratusan kapal China buang limbah di Laut China Selatan


Selasa, 13 Juli 2021 / 20:15 WIB
Filipina selidiki laporan ratusan kapal China buang limbah di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Personel Penjaga Pantai Filipina mensurvei beberapa kapal yang diyakini sebagai kapal milisi China di Sabina Shoal di Laut China Selatan, 27 April 2021.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Menteri Pertahanan Filipina pada Selasa (13 Juli) memerintahkan militer untuk menyelidiki laporan dari perusahaan teknologi asal AS yang menyebutkan, ratusan kapal China membuang limbah ke wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan.

China mempertahankan kehadiran Penjaga Pantai dan kapal penangkap ikan secara konstan di Laut China Selatan untuk menegaskan klaim kedaulatannya. Termasuk, di Kepulauan Spratly, di mana Filipina, Brunei, Taiwan, Vietnam, dan Malaysia juga memiliki klaim.

Simularity, perusahaan analisis citra satelit berbasis AI, pada Senin (12/7) membuat citra satelit publik selama periode lima tahun yang menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak diolah dari kapal-kapal China.

"Sementara kami mengonfirmasi dan memverifikasi limbah ini dibuang, kami menganggap tindakan tidak bertanggungjawab seperti itu, jika benar, sangat merugikan ekologi laut di daerah tersebut," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Laut China Selatan tegang, Filipina kerahkan Malaikat Laut yang semuanya perempuan

"Meskipun klaim dan kepentingan yang bertentangan oleh negara-negara di Laut China Selatan, semua negara harus bertanggungjawab atas sumber daya alam dan lingkungan kita," tegasnya, seperti dikutip Reuters.

Dalam sebuah forum yang berlangsung pada Senin, Liz Derr, salah satu Pendiri dan CEO Simularity, mengatakan, limbah tersebut bisa mengancam kehidupan ikan. "(Limbah) ini sangat kuat sehingga Anda bisa melihatnya dari luar angkasa," ujarnya, seperti dilansir Reuters.

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi ketika dimintai komentar oleh media atas laporan Simularity itu.

Filipina menjadi lebih vokal dalam beberapa bulan terakhir atas kehadiran ratusan kapal yang diyakini sebagai milisi maritim China. 

Selanjutnya: Panglima militer Filipina sambangi pulau di Laut China Selatan, Beijing bisa murka



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×