Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES. No Other Land, sebuah film dokumenter tentang pengusiran komunitas Palestina oleh Israel, memenangkan penghargaan Oscar untuk kategori film dokumenter terbaik pada Minggu (2/3).
Dalam pidato kemenangan mereka, para sutradara menyerukan dunia untuk membantu mengakhiri konflik serta menuding Amerika Serikat menghambat solusi damai.
Film ini digarap selama lima tahun oleh aktivis Palestina Basel Adra dan jurnalis Israel Yuval Abraham.
Baca Juga: Keren, Film Ini Resmi Mewakili Indonesia di Piala Oscar 2025
Dokumenter tersebut memperlihatkan tentara Israel yang merobohkan rumah-rumah warga dan menggusur penduduk untuk dijadikan area latihan militer, serta bagaimana pemukim Yahudi semakin mendesak komunitas Palestina.
Film ini juga menggambarkan realitas yang berbeda antara dua sahabat: Abraham dengan pelat nomor Israel berwarna kuning yang memungkinkannya bepergian ke mana saja, sementara Adra terjebak di wilayah Palestina yang semakin menyempit.
"No Other Land mencerminkan realitas keras yang telah kami hadapi selama puluhan tahun dan masih terus kami lawan. Kami menyerukan dunia untuk mengambil tindakan nyata guna menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina," ujar Adra saat menerima penghargaan.
Berdiri di samping rekannya, Abraham menambahkan, "Kami membuat film ini, Palestina dan Israel bersama-sama, karena suara kami lebih kuat jika bersatu. Kami melihat satu sama lain, kehancuran mengerikan di Gaza dan penderitaan rakyatnya yang harus segera dihentikan, serta para sandera Israel yang diculik dalam serangan brutal 7 Oktober, yang harus dibebaskan."
Baca Juga: Israel Blokir Bantuan ke Gaza di Tengah Kebuntuan Gencatan Senjata
Abraham menyoroti ketimpangan yang mereka alami. "Ketika saya melihat Basel, saya melihat saudara saya. Tapi kami tidak setara. Saya hidup bebas di bawah hukum sipil, sementara Basel hidup di bawah hukum militer yang menghancurkan hidupnya dan membuatnya tidak bisa menentukan nasib sendiri," katanya.
Ia juga menyinggung kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS).
"Ada jalan lain, solusi politik tanpa supremasi etnis, dengan hak nasional bagi kedua bangsa kami. Dan saya harus mengatakan di sini, kebijakan luar negeri negara ini justru membantu menghalangi jalan tersebut.
"Mengapa? Tidakkah kalian melihat bahwa nasib kami saling terkait? Bangsa saya hanya bisa benar-benar aman jika bangsa Basel juga benar-benar bebas dan aman. Masih ada jalan lain. Belum terlambat bagi kehidupan, bagi mereka yang masih hidup," tegasnya.
Bulan lalu, pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang menyerukan agar warga Palestina beremigrasi dari Gaza ke Mesir dan Yordania menuai kecaman luas di Timur Tengah dan dunia internasional karena dianggap berbahaya dan tidak stabil.
Baca Juga: Ramadan Tiba, Jangan Lupa Larangan MUI Beli Kurma Israel, Cek Mereknya
Meskipun telah meraih berbagai penghargaan bergengsi di Eropa dan AS, No Other Land belum mendapatkan kesepakatan distribusi di Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan Deadline bulan lalu, Abraham mengatakan bahwa alasan film ini tidak didistribusikan di AS "jelas bersifat politis" dan berharap situasi ini akan berubah.
Karena itu, mereka memutuskan untuk merilis film ini secara independen di hampir 100 bioskop.