Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Krisis ekonomi Argentina semakin menjadi dan Negeri Tanggo itu diambang gagal bayar utang. Dua lembaga pemeringkat Fitch dan Standard & Poor's menurunkan peringkat utang pemerintah Argentina pada Jumat (16/8).
Penurunan peringkat utang itu membuka peluang lebih tinggi bagi Argentina untuk gagal bayar utang setelah hasil pemilihan umum mengejutkan yang bisa menjerumuskan negara itu ke dalam krisis ekonomi terbaru.
Pasar Argentina jatuh bebas hampir sepanjang pekan ini, setelah hasil pemungutan suara menunjukkan presiden petahana Mauricio Macri kalah dari rivalnya Alberto Fernandez.
Baca Juga: Amerika Serikat terancam resesi, ini dampaknya bagi ekonomi Indonesia
Skala kemenangan Fernandez menunjukkan bahwa ia dapat memenangkan pemungutan suara pada Oktober mendatang. Kemenangan Fernandez berpotensi mengakhiri reformasi ekonomi pasar bebas dan rencana penghematan yang didukung Dana Moneter Internasional (IMF).
Penurunan peringkat itu makin menyudutkan Argentina, apalagi kurs peso merosot 20% di pekan ini dan memaksa bank sentral menggelontokan cadangan devisa untuk menahan peso.
Baca Juga: Pelemahan peso Argentina tidak berdampak signifikan terhadap rupiah
Fitch menurunkan peringkat utang negara Argentina dari 'B' menjadi 'CCC,' sementara S&P menurunkan peringkatnya menjadi 'B-' dari 'B.'
"Penurunan peringkat Argentina mencerminkan ketidakpastian kebijakan yang meningkat setelah pemilihan primer, pengetatan kondisi keuangan yang parah, dan penurunan kondisi ekonomi makro yang diperkirakan akan meningkatkan kemungkinan gagal bayar atau restrukturisasi semacam itu," tulis Fitch seperti dilansir Reuters.
Fitch memperkirakan ekonomi Argentina akan berkontraksi 2,5% pada 2019, turun dari perkiraan sebelumnya 1,7%. Fitch melihat utang pemerintah naik menjadi sekitar 95% dari produk domestik bruto pada 2019.
S&P memprediksi pertumbuhan ekonomi Argentina di 2019 akan jatuh 2,3%, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya penurunan 1,6%.
Baca Juga: Waspada, demam Argentina bisa menjangkiti negara lain
Alejo Czerwonko, ahli strategi pasar negara berkembang di Kepala Kantor Investasi Kekayaan Global UBS mengatakan, penurunan peringkat tidak akan secara substansial mengubah pikiran banyak orang tentang soliditas utang Argentina.
"Argentina sudah berperingkat jauh ke wilayah sampah dan ini mendorong peringkatnya sedikit lebih dalam, tetapi itu mengungkapkan sedikit informasi baru kepada investor," katanya.
Baca Juga: Presiden petahana Argentina kalah di pemilu, Bolsonaro: Waspada krisis ekonomi!
Fitch juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Argentina akan datar pada tahun 2020. Sementara S&P meramalkan pertumbuhan ekonomi Argentina tahun 2020 sebesar 0,5%, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 2,2%. Penurunan proyeksi ini didasari pertimbangan ketidakpastian atas kebijakan Fernandez bagi Argentina ke depan.
Fitch menyebutkan peluang Fernandez memenangkan pemilihan umum meningkat, sekaligus meningkatkan keraguan tentang masa depan rencana penghematan Macri yang didukung IMF. Maklum Fernandez memang orang yang skeptis dengan ramuan kebijakan IMF.
"Kami bisa menurunkan peringkat selama 12 bulan-18 bulan ke depan jika tekanan ekonomi dan keuangan terus meningkat," tulis S&P.