Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa energi asal Inggris, BP, sepakat menjual 65% saham di unit pelumas Castrol kepada perusahaan investasi Stonepeak dengan nilai transaksi US$ 6 miliar atau sekitar Rp 100 triliun (kurs Rp 16.700). Kesepakatan ini menempatkan valuasi Castrol di kisaran US$ 10,1 miliar atau sekitar Rp 169 triliun.
Penjualan tersebut menjadi bagian dari langkah strategic reset BP, termasuk revisi strategi hijau dan rencana divestasi aset senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 334 triliun hingga akhir 2027.
Sebelumnya, Castrol juga dikabarkan menarik minat sejumlah calon pembeli besar seperti Reliance Industries, Saudi Aramco, Apollo Global Management, dan Lone Star Funds.
Baca Juga: Pemilik Parfum de Marly Jual Saham dengan Valuasi Rp 33,2 Triliun
“Dengan transaksi ini, kami telah menyelesaikan atau mengumumkan lebih dari separuh target divestasi US$ 20 miliar. Hasil penjualan ini akan memperkuat posisi keuangan BP secara signifikan,” ujar CEO sementara BP, Carol Howle seperti dikutip dari CNCB, Kamis (25/12/2025).
Ia menegaskan penjualan Castrol menjadi tonggak penting dalam pelaksanaan strategi baru perusahaan. BP disebut ingin menyederhanakan bisnis hilir dan fokus pada aktivitas inti yang lebih menguntungkan.
Selain itu, BP masih memiliki opsi menjual sisa kepemilikan 35% di Castrol setelah masa lock-up dua tahun.
Kesepakatan penjualan Castrol diumumkan hanya beberapa hari setelah BP menunjuk pemimpin baru. CEO Woodside Energy, Meg O’Neill, akan resmi menggantikan Murray Auchincloss mulai 1 April 2026, menjadikannya pemimpin keempat BP dalam enam tahun terakhir.
Pengamat menilai pergantian pucuk pimpinan ini bisa mempercepat langkah konsolidasi bisnis.
Baca Juga: Saham Big Caps Dibayangi Tekanan Jual, Saham Lapis Kedua Menarik Dilirik
“BP sudah lama menjadi poor performer. Pergantian CEO bisa menjadi bagian terakhir untuk memperbaiki keadaan,” ujar Stephen Isaacs, Strategic Advisor di Alvine Capital kepada CNBC.
CEO BRI Wealth Management, Dan Boardman-Weston, juga memprediksi akan ada penjualan aset lanjutan. Menurutnya, BP akan kembali fokus pada bisnis inti eksplorasi dan produksi migas yang merupakan “roti dan mentega” perusahaan.
Meski masih tertinggal dari para pesaing, saham BP menunjukkan pemulihan. Pada perdagangan Rabu kemarin, saham BP sempat naik 1,3% sebelum terkoreksi ke penguatan 0,9%. Harga saham BP telah naik sekitar 9% sepanjang tahun ini, setelah merosot 15,7% pada 2024.
Baca Juga: Grup Djarum Beli Saham RS Hermina Rp 1 Triliun, Begini Prospek Bisnis Rumah Sakit
Tekanan pada saham mulai mereda sejak BP melakukan efisiensi biaya, menemukan sejumlah cadangan migas baru, dan menggulirkan perubahan strategi besar-besaran.













