Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sinyal kenaikan suku bunga The Federal Reserves bakal berlanjut pada tahun ini semakin kuat. Sebab, bank sentral AS menilai perekonomian terus mengalami perbaikan.
Hal itu terungkap dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 30-31 Januari 2018 lalu, yang dirilis pada Rabu (21/2) waktu setempat. Pejabat The Fed melihat peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi sebagai justifikasi untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap.
Meskipun pembuat kebijakan FOMC memilih tidak menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan Januari lalu, namun para anggota mengindikasikan dengan jelas bahwa tingkat suku bunga akan lebih tinggi ke depannya.
Pejabat The Fed menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah meningkat berkat pemotongan pajak, peningkatan belanja konsumen dan keyakinan pasar, serta sejumlah besar tanda bahwa pertumbuhan bergerak dengan kecepatan yang berkelanjutan. Mereka pun telah merevisi naik proyeksi ekonomi yang dibuat pada pertemuan sebelumnya di Desember 2017.
"Sebagian besar anggota FOMC mencatat bahwa prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat meningkatkan potensi pengetatan kebijakan moneter bertahap lebih lanjut. Hampir semua anggota melihat inflasi bergerak ke arah target 2% dalam jangka menengah, karena pertumbuhan tetap berada di atas tren dan pasar tenaga kerja tetap kuat," tulis risalah FOMC, seperti dilansir CNBC, Rabu.
Pertemuan FOMC pada akhir Januari lalu merupakan yang terakhir bagi Janet Yellen sebagai Ketua The Fed. Ia mengawali langkah normalisasi suku bunga setelah langkah-langkah sangat akomodatif yang diambil karena krisis keuangan. Masa jabatan Yellen berakhir dan digantikan oleh Jerome Powell, yang diperkirakan sebagian besar kalangan akan meneruskan strategi kenaikan suku bunga ala Yellen.