CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

G20 Sepakat Tarik Pajak dari Kelompok Super Kaya Dunia


Sabtu, 27 Juli 2024 / 09:51 WIB
G20 Sepakat Tarik Pajak dari Kelompok Super Kaya Dunia
Presiden Bank Sentral Brasil Roberto Campos Neto berbicara pada pembukaan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, di Sao Paulo, Brasil, 28 Februari 2024. REUTERS/Carla Carniel


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - RIO DE JANEIRO. Para menteri keuangan anggota G20 pada hari Jumat (26/7) menyepakati deklarasi bersama untuk menangani perpajakan bagi individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi atau orang super kaya. 

Namun mereka belum mencapai kemajuan terkait forum apa yang tepat untuk melanjutkan kesepakatan tersebut.

Dalam komunike bersama dan deklarasi terpisah mengenai kerja sama perpajakan internasional, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G20 sepakat untuk bekerja sama dalam mengenakan pajak secara efektif pada individu kaya. 

Deklarasi tersebut, yang dilihat oleh Reuters, menekankan komitmen untuk mengatasi masalah ini secara kooperatif.

Baca Juga: Terbang ke Brasil, Sri Mulyani Bagikan Hasil Pertemuan Ketiga FMCBG G20

Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai forum yang harus dipilih untuk melanjutkan pembicaraan. 

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyarankan agar OECD, yang telah memimpin negosiasi kesepakatan pajak perusahaan global selama tiga tahun terakhir, menjadi forum utama. 

Yellen menilai OECD sebagai organisasi berbasis konsensus yang lebih sesuai dibandingkan PBB, yang menurutnya tidak memiliki keahlian teknis yang diperlukan.

Sebaliknya, negara-negara berkembang besar, termasuk Brasil, menginginkan diskusi dilanjutkan di PBB dan OECD. Menurut seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut, Brasil berusaha memanfaatkan kepresidenannya di G20 untuk memajukan diskusi di kedua forum tersebut.

Pendukung pajak minimum global, termasuk peraih Nobel Joseph Stiglitz, menegaskan bahwa PBB adalah forum yang tepat untuk kerja sama perpajakan global. 

Baca Juga: Pertemuan G20 di Brasil Akan Pisahkan Pembahasan Mengenai Ekonomi dan Geopolitik

Susana Ruiz, Pimpinan Kebijakan Pajak Oxfam International, mendukung argumen ini dan menekankan perlunya proses yang lebih demokratis dalam menetapkan standar pajak global.

Guilherme Mello, pejabat Kementerian Keuangan Brasil, mengakui pentingnya kedua forum tersebut dan menilai bahwa diskusi mengenai pajak bagi individu super kaya adalah kemajuan yang berarti, meski belum ada keputusan mengenai forum yang akan dipilih.

Beberapa pengamat masih skeptis mengenai kemungkinan penerapan pajak miliarder global. 

Para pejabat Eropa juga menunjukkan tantangan yang dihadapi, dengan Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pun belum memiliki kekuatan perpajakan sebagai blok. Meskipun Perancis mendukung pajak kekayaan minimum global, Jerman memberikan perlawanan keras.

“Menjadi sangat sulit untuk mewujudkan hal ini,” kata seorang pejabat Eropa pada pertemuan G20.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×