kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Para Super Kaya AS Ini Jual Saham Mereka Saat Harga Sudah di Puncak


Selasa, 12 Maret 2024 / 00:10 WIB
Para Super Kaya AS Ini Jual Saham Mereka Saat Harga Sudah di Puncak
ILUSTRASI. Jeff Bezos dan Mark Zuckerberg. Para Super Kaya AS Ini Jual Saham Mereka Saat IHSG Sudah di Puncak


Sumber: Daily Mail | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Para super konglomerat Amerika seperti Jeff Bezos, Leon Black, Mark Zuckerberg, Jamie Dimon, dan keluarga Walton dari Walmart, telah melakukan penjualan saham besar-besaran senilai total US$ 11 miliar atau sekitar Rp 171 triliun sebelum pemilihan umum mendatang.

Tindakan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana keuangan.

Jeff Bezos, orang terkaya ketiga di belakang Bernard Arnault dan Elon Musk, melepas saham Amazon senilai US$ 8,5 miliar dalam satu bulan terakhir. 

Mark Zuckerberg, orang terkaya keempat, juga menjual sekitar 1,4 juta saham Meta senilai sekitar US$ 638 juta. Jamie Dimon, ketua dan CEO JPMorgan, mengeluarkan US$ 150 juta minggu lalu, yang merupakan pembayaran tunai pertamanya sejak dia mengambil alih kendali bank tersebut hampir dua dekade lalu.

Baca Juga: Para Super Konglomerat AS Ramai-Ramai Jual Saham Jelang Pemilu

Dalam beberapa hari terakhir, Leon Black dari Apollo Global Management juga menjual sahamnya dengan jumlah besar, mengalami kerugian sekitar US$ 172,8 juta di perusahaan ekuitasnya setelah 34 tahun. 

Keluarga Walton dari Walmart juga telah menjual saham senilai US$ 1,5 miliar dalam seminggu terakhir, menjadikan total penjualan mereka mencapai US$ 2,3 miliar sejak Desember.

Transaksi-transaksi ini semuanya terjadi dalam jangka waktu yang singkat satu sama lain dan telah memicu diskusi di kalangan pengamat. 

Para ahli meyakini bahwa penjualan ini mungkin dipicu oleh antisipasi pemilihan umum mendatang, terutama karena indeks S&P 500, yang menjadi ukuran perekonomian yang lebih besar, masih berada pada puncak sepanjang masa.

Baca Juga: Bursa Asia Menghijau Kamis (5/10) Pagi, Obligasi AS Turun dari Level Puncak 16 Tahun

Alan Johnson, seorang konsultan perusahaan keuangan, mengemukakan bahwa para pemegang saham mungkin ingin mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang sedang baik saat ini dan mengantisipasi potensi penurunan di masa mendatang yang tidak pasti terkait dengan pemilihan umum.

Dia menyoroti kinerja impresif indeks S&P 500 baru-baru ini, yang meningkat lebih dari 27% pada tahun sebelumnya. Dia juga menekankan pentingnya diversifikasi kepemilikan, terutama dalam pandangan investor.

Para pemegang saham juga dapat memanfaatkan keringanan pajak saat ini sambil melakukan lindung nilai atas investasi mereka, terutama jika ada perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru. 

Beberapa pelaku pasar keuangan utama telah mengungkapkan kekhawatiran mereka dalam beberapa minggu terakhir. Beberapa dari mereka menganggap penurunan harga saham yang tiba-tiba sebagai tanda akan sesuatu yang lebih besar di balik layar.

Baca Juga: Sebelum William Tanuwijaya, Kevin Bryan Juga Jual Saham Goto Gojek Indonesia (GOTO)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×