Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Kepercayaan bisnis di China terjun ke level terendah sejak Januari 2013. Kondisi ini tidak lepas dari penyebaran Covid-19 yang belum teratasi sehingga menghambat jalannya bisnis di China.
Sebuah survei oleh World Economics yang dirilis hari Senin (19/12) menunjukkan bahwa indeks kepercayaan bisnis China turun menjadi 48,1 pada Desember dari 51,8 pada November.
Mengutip Reuters, survei dilakukan kepada para manajer penjualan di lebih dari 2.300 perusahaan yang dilakukan pada 1-16 Desember. Indeks tersebut merupakan yang terendah sejak survei dimulai pada 2013.
Baca Juga: AS Akan Tambahkan Lebih dari 30 Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan
Hasil survei World Economics adalah salah satu indikator pertama tentang bagaimana sentimen bisnis menerima pukulan berat di China, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia saat ini.
Pemerintah China telah melonggarkan aturan pembatasan terkait Covid-19 sejak 7 Desember lalu demi menggerakkan kembali aktivitas bisnis. Sayangnya, langkah itu justru memicu gelombang kasus Covid-19 di seluruh wilayah.
Dalam laporannya, World Economics memprediksi bahwa China berpotensi menghadapi resesi pada tahun 2023.
Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 China Diramal Bisa Mendekati 1 Juta Orang di 2023
"Survei menunjukkan dengan kuat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi China telah melambat secara dramatis, dan mungkin menuju resesi pada tahun 2023," tulis World Economics.
PDB China diprediksi hanya akan tumbuh 3% tahun ini, dan menjadi kinerja terburuknya dalam hampir setengah abad.
World Economics menyebut persentase perusahaan yang mengklaim saat ini terkena dampak negatif oleh Covid telah meningkat ke level tertinggi.
Presiden China, Xi Jinping, telah menerapkan aturan anti-Covid yang sangat ketat. Bahkan disebut paling ketat di dunia. Langkah-langkah itu merusak ekonomi dan memicu protes rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahannya selama satu dekade.
Dalam pertemuan Jumat (16/12) lalu, para pemimpin puncak dan pembuat kebijakan berjanji akan fokus pada menstabilkan ekonomi pada tahun 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target utama tercapai.