kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gautam Adani Pernah Jadi Terkaya Kedua di Dunia Hingga Dituding Manipulasi Saham


Senin, 06 Februari 2023 / 08:45 WIB
Gautam Adani Pernah Jadi Terkaya Kedua di Dunia Hingga Dituding Manipulasi Saham


Sumber: The Street,CNN,Reuters | Editor: Noverius Laoli

Dalam laporan tersebut, Hindenburg mengatakan, Adani telah melakukan prestasi besar tersebut dengan bantuan para pendukungnya di pemerintahan dan industri rumahan dari perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan itu.

Hindenburg juga membongkar praktik-praktik penjualan saham untuk kemudian dibeli lagi dengan harga lebih murah (short position) di perusahaan-perusahaan Adani melalui surat-surat utang yang diperdagangkan di AS dan instrumen-instrumen derivatif yang diperjual-belikan di luar India.

Menurut laporan tersebut, perusahaan-perusahaan Adani yang tercatat di bursa saham memiliki masalah utang dan pembayarannya. Lima dari tujuh perusahaan tersebut dilaporkan memiliki rasio di bawah 1, mengindikasikan bahwa lima perusahaan itu mendekati kondisi tekanan likuiditas jangka pendek.

Sementara Grup Adani mengutuk laporan itu sebagai tidak berdasar dan jahat. Direktur Keuangan Adani Group Jugeshinder Singh mengatakan tudingan itu tidak berdasar.  "Kombinasi berbahaya dari informasi yang salah dan tuduhan basi, tidak berdasar, dan mendiskreditkan," ujar Singh seperti dikutip Reuters, Kamis (26/1).

Baca Juga: Kekayaan Orang Terkaya Asia Gautam Adani Menguap Rp 508 Triliun Hanya Dalam 3 Hari

Singh mengklaim, pihaknya selalu mematuhi peraturan yang berlaku.  Adani disebut sedang menjajaki upaya hukum melawan tudingan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan Rabu malam, Adani menekankan bahwa bisnisnya tetap kokoh, dan para eksekutif akan meninjau kembali strategi pasar modalnya setelah pasar stabil.

"Neraca kami sangat sehat dengan arus kas yang kuat dan aset yang aman, dan kami memiliki rekam jejak yang sempurna dalam membayar utang kami,” katanya.

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Gelombang penjualan saham perusahaan konglomerat Adani telah menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bisnis Adani akan terus menutupi biaya mereka.

Melansir CNN, Beban utang yang besar dari perusahaan Adani, salah satu kekhawatiran yang diangkat oleh Hindenburg, berada di bawah mikroskop. Lembaga pemeringkat Moody's mengatakan Jumat bahwa gejolak itu kemungkinan akan mengurangi kemampuan grup untuk meningkatkan modal.

Baca Juga: Investor Asal Abu Dhabi Akan Investasikan US$ 400 Juta ke Adani Group

Konsekuensi dari aksi jual saham tersebut mungkin tidak dapat ditanggung oleh Adani. Bank India yang memegang aset Grup Adani juga dapat terpengaruh jika nilai kepemilikan tersebut terus turun.

Reserve Bank of India mengatakan Jumat bahwa sektor perbankan "tetap tangguh dan stabil" berdasarkan penilaian terbaru dan berjanji untuk terus memantau situasi.

Dalam pernyataan pertamanya tentang gejolak pasar baru-baru ini, Securities and Exchange Board of India (SEBI) mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah mengamati "pergerakan harga yang tidak biasa di saham konglomerat bisnis." Dikatakan bahwa jika ada informasi yang diketahui SEBI,” itu akan diperiksa dan “tindakan yang tepat” akan diambil.

Regulator pasar menambahkan bahwa berkomitmen untuk memastikan integritas pasar.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×