kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Gawat, Jepang tak akan bergabung dalam perjanjian larangan nuklir PBB


Selasa, 27 Oktober 2020 / 08:13 WIB
Gawat, Jepang tak akan bergabung dalam perjanjian larangan nuklir PBB
ILUSTRASI. Jepang masih harus bergantung pada sikap AS sebagai aliansi utamanya dalam menyikapi perjanjian larangan nuklir PBB


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Tokoh Partai Demokrat Lliberal yang berkuasa saat ini, Fumio Kishida, melihat perjanjian larangan nuklir yang segera diberlakukan PBB merupakan langkah yang berarti dalam mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir.

"Sebagai satu-satunya negara yang menderita bom atom dalam perang, kita harus memikirkan bagaimana kita bisa menjadi jembatan untuk para negara nuklir untuk duduk bersama di meja perundingan," ungkap sanga mantan Perdana Menteri Jepang tersebut.

Aturan larangan senjata nuklir PBB akan mulai berlaku pada 22 Januari 2021 mendatang. Beberapa hari terakhir gelombang unjuk rasa muncul di Jepang. Mereka mentuntut pemerintah untuk bergabung dalam perjanjian larangan nuklir tersebut.

Senjata nuklir memang masih menjadi sesuatu yang sensitif bagi sebagian besar penduduk Jepang. Pengalaman buruk di masa lalu jelas jadi alasan utamanya.

Setiap tahunnya puluhan hingga ratusan aktivis berunjuk rasa terkait perjanjian larangan nuklir tersebut. Sebagian besar aktivis bahkan telah berusia lanjut, beberapa merasakan langsung dampak dari bom atom pada Perang Dunia II.

Selanjutnya: Jepang beri bantuan 50 miliar yen ke RI untuk tingkatkan penanggulangan bencana




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×