Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Hubungan Amerika Serikat dengan China nampaknya kian memanas. Terbaru pejabat Amerika menyebut tak ada masa depan dalam perjanjian dagang dengan China.
Dilansir dari Reuters, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan dengan China telah berakhir.
Baca Juga: Pertempuran di perbatasan India-China dapat merembet ke Laut China Selatan
Ia juga mengaitkan sebagian alasan dari keputusan tersebut dengan kemarahan Washington atas Beijing yang tidak membunyikan peringatan yang memadai tentang wabah virus corona.
"Ini sudah berakhir," Navarro mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang perjanjian perdagangan.
Dia mengatakan titik balik yang terjadi adalah ketika Amerika Serikat mengetahui tentang penyebaran virus corona hanya setelah delegasi China meninggalkan Washington usai penandatanganan perjanjian Fase 1 pada 15 Januari.
"Pada saat mereka telah mengirim ratusan ribu orang ke negara ini untuk menyebarkan virus itu, dan hanya beberapa menit setelah roda ketika pesawat itu lepas landas, kami mulai mendengar tentang pandemi ini," kata Navarro.
Baca Juga: Warganya diadili atas tuduhan mata-mata oleh China, PM Kanada meradang
Hubungan AS dan China telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun sejak pandemi virus corona yang dimulai di China menghantam Amerika Serikat dengan keras.
Presiden Donald Trump dan pemerintahannya berulang kali menuduh Beijing tidak transparan tentang wabah itu.
Trump pada hari Kamis memperbarui ancamannya untuk memutuskan hubungan dengan China, sehari setelah diplomat topnya mengadakan pembicaraan dengan Beijing dan perwakilan perdagangannya mengatakan ia tidak mempertimbangkan untuk memisahkan AS dan ekonomi China sebagai pilihan yang layak.
Baca Juga: Angkatan Laut AS siapkan operasi tempur dua kapal perang di Laut China Selatan
Navarro sendiri telah menjadi salah satu kritikus paling blak-blakan terhadap China di antara penasihat senior Trump.