kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.869   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.192   -4,06   -0,06%
  • KOMPAS100 1.106   -0,50   -0,05%
  • LQ45 877   0,27   0,03%
  • ISSI 220   -0,70   -0,32%
  • IDX30 449   -0,14   -0,03%
  • IDXHIDIV20 540   -0,97   -0,18%
  • IDX80 127   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 135   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 149   0,00   0,00%

Gelar Konferensi Robot Dunia, China Pamerkan Robot Manusia hingga Robot Anjing


Jumat, 23 Agustus 2024 / 20:11 WIB
Gelar Konferensi Robot Dunia, China Pamerkan Robot Manusia hingga Robot Anjing
ILUSTRASI. Robot humanoid Pepper, dikembangkan oleh SoftBank Group Corp, mendemokan cara check in di sebuah hotel Grup APA yang telah dirancang untuk menampung orang tanpa gejala dan mereka yang memiliki gejala ringan penyakit virus corona(COVID-19) untuk membebaskan tempat tidur rumah sakit dan meringankan pekerjaan perawat dan anggota staf, di Tokyo, Jepang, Jumat (1/5/2020). REUTERS/Issei Kato


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - Tak hanya mendominasi pasar kendaraan listrik, kini China juga mengokohkan diri sebagai pemimpin robot humanoid. Pekan ini di Negeri Tirai Bambu itu dilangsungkan Konferensi Robot Dunia 2024.

Perusahaan teknologi Tiongkok meluncurkan lebih dari dua lusin robot humanoid. Hanya Optimus dari Tesla yang menjadi satu-satunya pesaing asing. Dalam acara yang berakhir pada Minggu nanti, China memamerkan kemajuan dan abisi dalam bidang robotika.

Pameran tersebut telah menarik 400 pakar industri dan akademisi dari sektor robotika. Lebih dari 160 perusahaan robotika dalam dan luar negeri yang memamerkan lebih dari 60 produk baru, termasuk 27 robot humanoid rancangan Tiongkok, menurut penyelenggara.

Misalnya saja Agibot yang didirikan oleh Li Zhihui, seorang alumni Huawei Technologies. Temuannya ini  bertujuan untuk menciptakan robot humanoid yang menyaingi Optimus milik Tesla. Robot humanoid ini didukung oleh model bahasa besar (LLM), teknologi yang mendukung kecerdasan buatan generatif (GenAI) serta dilengkapi dengan sensor, robot tersebut dapat "menonton" dan "mendengarkan" dengan memproses teks, audio, dan video.

"LLM telah memungkinkan banyak konsep dan kemungkinan baru bagi robot," kata Hu Jingping, seorang karyawan Agibot.

Produk-produk Agibot diarahkan untuk penggunaan industri, seperti penumpukan, pemuatan, dan pembongkaran material secara otomatis di pabrik. Tak hanya itu Agibot juga bisa menyambut pelanggan di toko dan menawarkan bantuan sebelum kedatangan asisten manusia.

Baca Juga: China Mengembangkan Robot Humanoid yang Bisa Berpikir dan Belajar

Ada lagi Astribot, yang berkantor pusat di pusat teknologi selatan Shenzhen. Asisten robot yang diberi nama S1 ini mampu melakukan tugas-tugas seperti menulis kaligrafi dan memainkan dulcimer Tiongkok, alat musik petik tradisional.

Kemudian ada pula perusahaan rintisan Galbot, yang mengandalkan raksasa pengiriman makanan. Mereka mendemonstrasikan bagaimana robot berodanya dapat mengambil dan mengirimkan pesanan kepada pelanggan, serta menata barang-barang di rak-rak untuk rantai ritel.

Sementara itu, Deep Robotics memperkenalkan Dr.01 sebagai robot humanoid pertama yang didukung oleh sensor dan kemampuan belajar mandiri. Perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou yang mengembangkannya menjadi robot anjing yang sering digunakan di lingkungan industri yang berbahaya atau menantang.

Arjen Rao, analis di LeadLeo Research Institute mengatakan industri robot humanoid Tiongkok telah menunjukkan keunggulan yang jelas dalam dalam integrasi rantai pasokan dan kemampuan produksi massal.

Sektor robotika ini juga didukung oleh kebijakan Presiden Xi Jinping untuk mengembangkan kekuatan produktif baru dalam teknologi. Beijing meluncurkan dana yang didukung negara sebesar US$1,4 miliar untuk robotika pada bulan Januari, sementara Shanghai mengumumkan pada bulan Juli rencana untuk mendirikan dana industri humanoid sebesar US$1,4 miliar.

Goldman Sachs memperkirakan pada bulan Januari bahwa pasar global tahunan untuk robot humanoid akan mencapai US$38 miliar pada tahun 2035, dengan hampir 1,4 juta pengiriman untuk aplikasi konsumen dan industri.



TERBARU

[X]
×