Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Gelombang warga Iran untuk turun ke jalan makin membesar. Media sosial di Iran kini diramaikan ajakan aksi protes ke jalan.
Reuters melaporkan, kemarahan publik meletus menyusul pengakuan yang terlambat dari pihak berwenang Iran bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat penumpang milik maskapai Ukraina di pekan lalu.
Baca Juga: Video terbaru menunjukkan ada dua rudal Iran yang menabrak pesawat Ukraina
Aksi demo sendiri masih terus berlangsung. Para pengunjuk rasa, dengan para mahasiswa di garis depan, telah melakukan demonstrasi setiap hari di Teheran dan kota-kota lain sejak Sabtu pekan lalu, ketika pihak berwenang Iran mengakui peran mereka dalam menjatuhkan pesawat Ukraina dan menewaskan semua 176 penumpang, setelah berhari-hari menyangkal.
Pesawat penumpang Ukraina jatuh oleh rudal pertahanan udara pada 8 Januari ketika angkatan bersenjata Iran dalam siaga tinggi untuk membalas serangan Amerika Serikat (AS).
Selasa (14/1), Inggris, Prancis dan Jerman secara resmi menuduh Iran melanggar ketentuan perjanjian denuklirisasi tahun 2015, sebuah langkah yang dapat mengarah pada penerapan kembali sanksi AS atas Iran.
Presiden Iran menyebut bencana pesawat itu sebagai "kesalahan yang tak termaafkan". Militer Iran telah mengeluarkan permintaan maaf yang sangat besar dan pengadilan mengatakan telah menangkap beberapa dari mereka yang dituduh memiliki peran dalam kecelakaan itu, dalam upaya untuk memadamkan kemarahan publik.
Beberapa protes telah ditanggapi dengan keras oleh polisi Iran. Video di media sosial menunjukkan orang-orang dipukuli oleh polisi anti huru hara dan disetrum dengan tongkat listrik. Mereka juga merekam tembakan dan darah di tanah. Sebagian besar protes berkobar di malam hari.
Baca Juga: Iran menangkap orang yang merekam cuplikan meledaknya pesawat Ukraina
"Kami datang ke jalan-jalan," satu posting yang beredar di media sosial, Rabu (15/1), mendesak orang untuk bergabung dengan demonstrasi nasional menentang "pemerintah yang pencuri dan korup".