kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gencar akuisisi, menarik investor besar dunia (4)


Senin, 05 Februari 2018 / 09:05 WIB
Gencar akuisisi, menarik investor besar dunia (4)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Boleh dibilang, Spotify merupakan perusahaan rintisan yang fenomenal. Dalam tempo singkat, perusahaan layanan streaming musik ini perkembangannya sangat pesat, baik dari jumlah pengguna maupun valuasi perusahaan. Tak ayal, banyak investor besar kepincut masuk ke perusahaan ini. Tercatat hingga saat ini, sudah 17 kali ada penambahan dana dari investor untuk Spotify dengan nilai total US$ 2,7 miliar. Ini menjadi modal bagi Spotify sebelum IPO di tahun ini.

Daniel Ek saat ini bisa dibilang merupakan bintang di dunia bisnis musik. Hal ini karena pendiri dan CEO Spotify tersebut dianggap sebagai dewa penolong perusahaan musik rekaman sehingga bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari pembayaran royalti.

Kekuatan Spotify ada pada jumlah pengguna yang terus bertambah tiap bulan. Mengutip Forbes, saban bulan, ada jutaan orang yang mendaftar di Spofity. Hal ini menjadikan startup di bidang streaming musik tersebut menjadi yang terpopuler diseluruh jagad.

Daniel optimistis ke depan bisnis Spotify bisa terus berkembang. Apalagi, lingkungan bisnis industri musik telah banyak berubah sejak beberapa tahun terakhir. Puncaknya pada 2012, musik streaming menggantikan tren download lagu secara digital.

Seiring dengan berkembangnya kinerja, sejak didirikan pada 14 Juli 2006, tercatat sudah ada beberapa investor yang menanamkan dananya di Spotify.

Seperti dilansir Crunchbase, penanaman dana oleh investor di Spotify sudah dilakukan sebanyak 17 kali dengan total US$ 2,7 miliar. Pendanaan investor terakhir yang tercatat adalah pada Juni 2017 melalui secondary market.

Sedangkan pendanaan terbesar terakhir dilakukan pada Maret 2016 melalui debt financing senilai US$ 1 miliar. Sebelumnya, pada Januari 2016, Spotify pernah mendapatkan dana dari convertible bond sebesar US$ 500 juta.

Jika dilihat dari jumlah investor, dari awal pendanaan sampai saat ini sudah 40 investor yang menanamkan dana di Spotify. Dari jumlah ini lima diantaranya merupakan investor besar.

Dari beberapa nama investor tersebut dijumpai beberapa nama besar seperti TPG, GP Bullhound, blisce, GP Bullhound dan Harmony Partner. Beberapa investor mengharapkan keuntungan dari investasi ini utamanya ketika Spotify nanti mencatatkan diri di New York Stock Exchange pada tahun 2018 ini.

Masih mengutip Crunchbase, seiring dengan melimpahnya dana dari suntikan investor ini, Spotify bisa mengembangkan bisnis dengan cara anorganik. Tercatat sejak awal sampai 2017, Daniel telah melakukan akuisisi terhadap 12 perusahaan yang bergerak di bidang musik.

Pengembangan bisnis dengan akuisisi ini diharapkan bisa melengkapi ekspansi yang dilakukan dengan menambah pelanggan.

Beberapa akuisisi yang menarik perhatian publik diantaranya terjadi di Maret 2014. Pada saat itu Spotify mengumumkan telah mengakiusisi The Echo Nest, perusahaan musik yang memungkinkan bisa menemukan jutaan pengguna di seluruh dunia.

Selain itu pada 2015, Spotify juga mengumumkan mengambil alih Seed Scientific yang memungkinkan analisis data lebih tepat mengenai penggunaan musik.

Setelah 2015, ada beberapa perusahaan yang diakusisi Spotify, mayoritas untuk meningkatkan layanan musik dan lebih bisa memonetisasi data pelanggan.

Akuisisi terakhir dilakukan pada November 2017. Pada saat itu, Spotify mengumumkan mengakuisisi SoundTrap. Perusahaan ini merupakan startup dibidang online musik studio.

Dengan beberapa perkembangan bisnis, Daniel harus tetap waspada. Karena, meskipun beberapa tahun terakhir, valuasi dan pengguna Spotify perkembangannya cukup pesat, namun dari sisi profitabilitas masih belum terlalu menggembirakan.

Mengutip pando.com, hal ini karena Spotify masih terlalu tergantung pada bisnis yang mengandalkan iklan dibandingkan pembayaran nasabah premium. Meski demikian, Daniel optimistis seiring berkembangnya jumlah pengguna maka jumlah iklan pun akan mengikuti.


(Selesai)



TERBARU

[X]
×