Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China sebentar lagi akan mengadakan pertemuan tahunan bertajuk Konferensi Kerja Ekonomi Pusat. Pertemuan itu, salah satunya akan membahas rencana pemerintah China untuk memberikan lebih banyak stimulus di tahun 2023.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/12), pemberian stimulus ini lantaran China sedang bersemangat menyongsong kinerja ekonomi di tahun depan. Apalagi, kebijakan pembatasan Covid-19 juga telah berakhir.
Konferensi itu akan diselenggarakan secara tertutup selama tiga hari. Presiden China Xi Jinping dan pejabat tinggi China lainnya akan membahas target pertumbuhan, perluasan belanja untuk infrastruktur, dan program pemerintah lainnya.
Pelonggaran kebijakan Covid di China disambut baik pelaku ekonomi dan pasar global. Sayangnya, China saat ini tengah menghadapi tantangan yang mengerikan imbas pelonggaran pembatasan Covid itu.
Pelonggaran itu menyebabkan terjadinya lonjakan infeksi Covid-19. Belum lagi, diperparah oleh sistem perawatan kesehatan yang buruk. Lonjakan kasus Covid-19 melanda ibu kota Beijing,
Sekadar informasi, perekonomian China tumbuh hanya 3% hingga kuartal ketiga tahun ini. Pertumbuhan itu juga diperkirakan akan stagnan hingga kuartal keempat atau selama setahun penuh di 2022. Pertumbuhan 3% itu jauh di bawah target awal sebesar 5,5%.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Minta Perdagangan Minyak Pakai Yuan di KTT Teluk
Pertumbuhan ekonomi di China memang tertekan pengetatan kebijakan Covid-19 yang mengganggu produksi dan berakibat pada merosotnya belanja konsumen. Pembatasan Covid juga berpengaruh terhadap sektor properti. Ekonomi global yang melemah juga membuat tingkat ekspor China tambah lesu.
Penasihat pemerintah China mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan merekomendasikan pada saat konferensi untuk mengadopsi target pertumbuhan 2023 mulai dari 4,5% sampai 5,5%. Sementara itu penasihat bank sentral China lebih menyarankan agar China menetapkan target pertumbuhan ekonomi tidak lebih dari 5%.
Menjelang pertemuan konferensi, target pertumbuhan sekitar 5% makin terdengar. Seorang penasihat pemerintah percaya China harus menetapkan target pertumbuhan di atas 5%.
"Kita perlu meningkatkan kebijakan fiskal dan saya yakin rasio defisit anggaran tahun depan harus dinaikkan menjadi setidaknya 3%," ujarnya.
Adapun, target defisit anggaran tahun 2022 ditetapkan sekitar 2,8% dari PDB.
Penasih pemerintah China yang tidak mau disebutkan namanya itu kepada Reuters bilang, pemerintah China kemungkinan bakal mempertahankan target inflasi tahunannya tidak berubah sekitar 3% di tahun depan.
Sementara itu, Konferensi yang akan diselenggarakan akan menjadi kunci untuk target pertumbuhan ekonomi, kebijakan monter dan fiskal, dan panduan mengenai kebijakan Covid-19.
Baca Juga: Hadapi Pembatasan AS, China Siapkan Paket US$ 143 Miliar untuk Perusahaan Chip