kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Genting, perang antara Azerbaijan dan Armenia berpotensi pecah kembali


Senin, 28 September 2020 / 04:05 WIB
Genting, perang antara Azerbaijan dan Armenia berpotensi pecah kembali
ILUSTRASI.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YEREVAN. Genting. Perang antara Azerbaijan dan Armenia berpotensi pecah kembali, menyusul situasi yang memanas di Republik Nagorno-Karabakh yang tidak diakui Azerbaijan. 

Pemerintah Armenia memberlakukan darurat militer, setelah eskalasi di Nagorno-Karabakh, dan mengumumkan mobilisasi umum, tulis Perdana Menteri Nikol Pashinyan di halaman Facebook-nya pada Minggu (27/8).

"Rekan-rekan yang terhormat, sekarang, dengan keputusan pemerintah, darurat militer dan mobilisasi umum berlaku di Armenia. Saya mendorong semua personel untuk datang ke kantor perekrutan," katanya seperti dikutip kantor berita TASS.

Sebelumnya, Presiden Republik Nagorno-Karabakh yang tidak diakui Arayik Harutyunyan mengumumkan darurat militer karena eskalasi situasi di jalur kontak dengan Azerbaijan.

Baca Juga: Kenapa Armenia dan Azerbaijan sering berperang sejak 1991? ini 4 hal penyebabnya

"Kami mulai memobilisasi semua warga negara yang berusia di atas 18 tahun. Darurat militer diberlakukan di negara ini," ujar Harutyunyan seperti dilansir TASS.

Pada Minggu (27/9) pagi, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, Armenia mulai menembaki secara intensif posisi tentara dan permukiman Azerbaijan, dengan korban tewas dan luka-luka di antara penduduk sipil. 

Sejurus kemudian, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan, angkatan bersenjata Azerbaijan melancarkan serangan ke arah Nagorno-Karabakh.

Rusia desak kedua belah pihak hentikan tembakan

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia pecah pada Februari 1988, ketika Daerah Otonomi Nagorno-Karabakh mengumumkan pemisahannya dari Republik Soviet Sosialis Azerbaijan. 

Baca Juga: Pasukan perbatasan Azerbaijan-Armenia baku tembak, seorang mayor jenderal tewas

Selama konflik 1992-1994, Azerbaijan kehilangan kendali atas Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan. 

Sejak 1992, telah dilakukan negosiasi penyelesaian konflik secara damai dalam kerangka OSCE Minsk Group yang diketuai oleh Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis.

Moskow meminta pihak-pihak yang bertikai di zona Nagorno-Karabakh untuk segera menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan.

"Menurut informasi yang tersedia, situasi di zona konflik Nagorno-Karabakh telah memburuk secara tajam," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti TASS lansir. 

"Kami menyerukan para pihak untuk segera menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia.

Selanjutnya: China ikut bergabung, Putin sambangi latihan militer Rusia besar-besaran



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×