kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gigi copot, konsekuensi lain dari keganasan virus corona?


Jumat, 27 November 2020 / 08:46 WIB
Gigi copot, konsekuensi lain dari keganasan virus corona?
ILUSTRASI. Belum ada bukti kuat bahwa infeksi dapat menyebabkan gigi tanggal atau masalah terkait.


Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pada awal bulan ini, Farah Khemili memasukkan permen mint ke dalam mulutnya dan merasakan sensasi aneh: gigi bawah bergoyang-goyang di lidahnya.

Khemili, 43 tahun, dari Voorheesville, New York, tidak pernah kehilangan gigi dewasa. Dia menyentuh gigi untuk memastikan gigi sudah lepas. Awalnya, dia mengira masalahnya mungkin berasal dari permen mint. Keesokan harinya, gigi itu copot meskipun tidak ada darah atau rasa sakit.

Melansir The New York Times, Khemili berhasil selamat dari serangan Covid-19 pada musim semi ini, dan telah bergabung dengan kelompok dukungan online karena ia telah mengalami banyak gejala yang dialami oleh banyak penderita lainnya: kabut otak, nyeri otot, dan nyeri saraf.

Belum ada bukti kuat bahwa infeksi dapat menyebabkan gigi tanggal atau masalah terkait. Namun di antara anggota kelompoknya, dia menemukan orang lain yang juga mengalami gigi tanggal, serta gusi sensitif dan gigi berubah menjadi abu-abu atau terkelupas.

Baca Juga: Ini panduan WHO terbaru hadapi Covid-19, khusus untuk usia orang dewasa

Dia dan para penyintas lainnya yang dibuat ngeri oleh efek Covid-19 yang terdokumentasi dengan baik pada sistem peredaran darah, serta gejala seperti jari kaki bengkak dan rambut rontok, juga mencurigai adanya hubungan virus ini dengan copotnya gigi. Tetapi beberapa dokter gigi, dengan alasan kurangnya data, skeptis bahwa Covid-19 dapat menyebabkan gejala gigi.

“Sangat jarang gigi benar-benar lepas dari rongganya,” kata Dr. David Okano, periodontis di University of Utah di Salt Lake City kepada The New York Times.

Baca Juga: Hadapi Covid-19, ini pedoman WHO untuk aktivitas fisik bagi anak dan remaja

Namun, dia menambahkan, masalah gigi yang ada dapat memburuk akibat Covid-19 terutama karena pasien pulih dari infeksi akut dan bersaing dengan efek jangka panjangnya.

Menurut laporan tahun 2012 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,  beberapa ahli mengatakan, dokter dan dokter gigi harus terbuka terhadap kemungkinan seperti itu, terutama karena lebih dari 47% orang dewasa berusia 30 tahun atau lebih memiliki beberapa bentuk penyakit periodontal, termasuk infeksi dan radang gusi dan tulang yang mengelilingi gigi.

“Kami sekarang mulai memeriksa beberapa gejala yang membingungkan dan terkadang melumpuhkan yang diderita pasien berbulan-bulan setelah mereka pulih dari Covid, termasuk masalah gigi dan kehilangan gigi ini," kata Dr. William W. Li, presiden dan medis direktur Angiogenesis Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mempelajari kesehatan dan penyakit pembuluh darah.

Baca Juga: Jaga kesehatan saat pandemi virus corona, ini panduan WHO untuk usia orang dewasa

Meski Khemili semakin rajin merawat giginya, dia memiliki riwayat masalah gigi sebelum tertular virus corona. Ketika dia pergi ke dokter gigi sehari setelah giginya tanggal, dia menemukan bahwa gusinya tidak terinfeksi tetapi dia mengalami keropos tulang yang signifikan karena merokok. Dia merujuk Khemili ke seorang spesialis untuk menangani rekonstruksi. Prosedur gigi ini kemungkinan akan menghabiskan biaya US$ 50.000.

Pada hari yang sama saat gigi Khemili tanggal, rekannya membuka Survivor Corp, halaman Facebook untuk orang-orang yang pernah hidup dengan Covid-19.

Baca Juga: Petunjuk terbaru WHO hadapi Covid-19: Aktivitas fisik segala usia dan kondisi

Di sana, dia menemukan bahwa Diana Berrent, pendiri laman tersebut, melaporkan bahwa putranya yang berusia 12 tahun telah kehilangan salah satu gigi dewasanya, berbulan-bulan setelah dia menderita Covid-19 ringan. (Tidak seperti Khemili, putra Berrent memiliki gigi normal dan sehat tanpa penyakit yang mendasari, menurut ahli ortodontiknya.)

Orang lain di grup Facebook telah memposting tentang gigi yang tanggal tanpa pendarahan. Seorang wanita kehilangan gigi saat makan es krim. Sedangkan Eileen Luciano dari Edison, New Jersey, gigi geraham atas tanggal pada awal November saat dia membersihkan gigi dengan benang.

“Itu adalah hal terakhir yang saya pikir akan terjadi, bahwa gigi saya akan tanggal,” kata Luciano.

Gigi tanggal tanpa darah adalah hal yang tidak biasa, kata Li, dan memberikan petunjuk bahwa mungkin ada sesuatu yang terjadi dengan pembuluh darah di gusi.

Virus corona baru mendatangkan malapetaka dengan mengikat protein ACE2, yang ada di mana-mana di tubuh manusia. Tidak hanya ditemukan di paru-paru, tetapi juga pada sel saraf dan endotel. Oleh karena itu, kata Li, ada kemungkinan virus tersebut telah merusak pembuluh darah yang menjaga gigi tetap hidup pada survivor Covid-19. Itu juga mungkin bisa menjelaskan mengapa mereka yang kehilangan gigi tidak merasakan sakit.

Mungkin juga respons imun yang meluas, yang dikenal sebagai badai sitokin, dapat bermanifestasi di dalam mulut.

Baca Juga: Begini cara merawat pasien Covid-19 di rumah

"Jika reaksi penular jarak jauh Covid ada di mulut, itu adalah mekanisme pertahanan melawan virus," kata Dr. Michael Scherer, seorang prostodontis di Sonora, California. 

Kondisi kesehatan inflamasi lainnya, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes, katanya, juga berkorelasi dengan penyakit gusi pada pasien yang sama.

“Penyakit gusi sangat sensitif terhadap reaksi hiper-inflamasi, dan Covid jangka panjang pasti termasuk dalam kategori itu,” kata Scherer.

Dokter gigi memang belum banyak mencatatkan kasus seperti ini, dan beberapa dokter gigi menolak klaim individu tersebut. Tetapi dokter Li mengatakan, kejutan Covid-19 mengharuskan profesinya mewaspadai konsekuensi tak terduga dari penyakit tersebut.

"Pasien mungkin membawa temuan baru. Dan dokter serta dokter gigi perlu bekerja sama untuk memahami efek terapi jangka panjang," katanya.

Selanjutnya: Begini cara merawat pasien Covid-19 di rumah



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×